Inovasi Lingkungan: Bank Sampah Digital Ratikita.id di HST Kalsel Dibina KLH, Kini Miliki Ribuan Nasabah!
Kementerian Lingkungan Hidup membina bank sampah digital Ratikita.id di HST, Kalsel. Inovasi ini telah menarik ribuan nasabah dan mengurangi beban TPA, meski masih butuh mesin pres.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) baru-baru ini melakukan pembinaan penting. Pembinaan ini ditujukan kepada pengelolaan bank sampah digital bernama Ratikita.id yang berlokasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan. Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mendorong inovasi pengelolaan sampah di daerah. Kunjungan tersebut berlangsung pada hari Jumat, 02 Agustus, menegaskan komitmen KLH terhadap inisiatif lingkungan.
Sebelum tiba di bank sampah Ratikita.id, tim KLH/BPLH juga meninjau beberapa titik pengelolaan sampah lainnya di HST. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Telang di Kecamatan Batang Alai Utara. Peninjauan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran komprehensif mengenai kondisi pengelolaan sampah di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan pendekatan holistik KLH dalam memahami ekosistem persampahan lokal.
Perwakilan KLH/BPLH, Agung Jayawardani, mengungkapkan apresiasinya yang tinggi terhadap inovasi Ratikita.id. Bank sampah digital ini dinilai berhasil menjalankan proses pemilahan sampah secara efektif. Inisiatif ini secara signifikan berkontribusi dalam mengurangi beban sampah yang masuk ke TPA. Kehadiran teknologi dalam pengelolaan sampah menjadi kunci keberhasilan program ini.
Apresiasi KLH terhadap Inovasi Bank Sampah Digital
Agung Jayawardani secara khusus menyoroti peran bank sampah digital Ratikita.id. Menurutnya, inovasi yang digagas oleh para pemuda ini patut dijadikan contoh. Bank sampah ini tidak hanya memilah sampah, tetapi juga mengurangi volume limbah. Pengurangan volume limbah ini sangat krusial bagi keberlanjutan TPA di daerah.
Kunjungan KLH diharapkan dapat memicu semangat pegiat lingkungan lainnya. Terutama generasi muda, untuk terus berkontribusi dalam pengelolaan sampah. Upaya ini penting demi terwujudnya sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dukungan dari pemerintah pusat menjadi dorongan moral bagi para inisiator.
Perkembangan dan Tantangan Ratikita.id
Direktur Ratikita.id, Muliyadi Saputra, menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan KLH. Ia menjelaskan bahwa bank sampah digital ini dirintis secara mandiri sejak Januari 2021. Hingga pertengahan 2025, Ratikita.id telah meraih pencapaian yang luar biasa. Mereka berhasil mengumpulkan 6.929 nasabah aktif dari berbagai kalangan masyarakat.
Selain itu, kemitraan strategis juga telah terjalin dengan 45 sekolah dan 23 kafe/restoran. Sembilan perusahaan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah juga turut menjadi mitra. Muliyadi juga mengungkapkan bahwa pengiriman sampah hasil pemilahan sudah dilakukan. Pengiriman ini bahkan mencapai lintas pulau menggunakan kontainer khusus.
Namun, Ratikita.id masih menghadapi kendala signifikan dalam operasionalnya. Mereka belum memiliki mesin pres sampah yang memadai untuk efisiensi pengiriman. Ketiadaan alat ini membuat proses pengiriman menjadi kurang optimal dan memakan biaya lebih.
Dukungan Pemerintah untuk Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Dalam kunjungan kerjanya, tim KLH/BPLH tidak hanya memberikan apresiasi. Mereka juga secara aktif menampung berbagai aspirasi dan masukan dari Ratikita.id. Salah satu aspirasi utama adalah kebutuhan akan mesin pres sampah. KLH menyatakan komitmen untuk menyampaikan aspirasi ini kepada pihak berwenang.
Tujuannya adalah untuk mendukung pengelolaan sampah yang lebih optimal di daerah. Dukungan ini diharapkan dapat memperkuat infrastruktur Ratikita.id. Sehingga, inovasi bank sampah digital ini dapat terus berkembang. Kolaborasi antara pemerintah dan inisiatif masyarakat menjadi kunci utama. Ini akan mempercepat terwujudnya lingkungan yang bersih dan berkelanjutan di Indonesia.