Kalsel Kembangkan Pesantren Ramah Anak: Wujudkan Indonesia Ramah Anak
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengembangkan pondok pesantren ramah anak melalui pelatihan dan advokasi bagi pengasuh dan pimpinan pesantren, guna mewujudkan visi Indonesia Ramah Anak dan memastikan perlindungan anak di lingkungan pesantr
Banjarmasin, 19 Februari 2024 - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sedang gencar mengembangkan program pondok pesantren ramah anak. Langkah ini merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan Indonesia Ramah Anak, sebuah visi yang bertujuan untuk melindungi dan memberdayakan anak Indonesia.
Upaya Pemprov Kalsel Ciptakan Lingkungan Pesantren yang Aman
Kepala DP3AKB Kalsel, Sri Mawarni, menjelaskan bahwa program ini mencakup pelatihan dan advokasi intensif bagi para pengasuh dan pimpinan pondok pesantren di seluruh wilayah Kalimantan Selatan. Pelatihan ini difokuskan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembang anak.
"Program ini merupakan langkah strategis dalam mewujudkan lingkungan yang aman dan mendukung hak anak, terutama di lingkungan pesantren," ujar Mawarni dalam sebuah wawancara di Banjarmasin.
Lebih lanjut, Mawarni menjelaskan bahwa pengembangan pesantren ramah anak selaras dengan visi dan misi pemerintah pusat. Pemprov Kalsel berkomitmen untuk menjadikan pesantren sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi anak, mendukung perkembangan mereka di sektor pendidikan, kesehatan, dan perlindungan dari segala bentuk kekerasan.
Pelatihan dan Advokasi: Kunci Utama Pesantren Ramah Anak
Melalui program pelatihan dan advokasi yang terstruktur, DP3AKB Kalsel berupaya memastikan para pengasuh dan pimpinan pesantren memahami hak-hak anak secara komprehensif. Hal ini termasuk pemahaman mendalam tentang hak anak atas pendidikan yang layak, akses kesehatan yang memadai, dan perlindungan dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi.
Dengan pelatihan ini, diharapkan para pengasuh pesantren mampu menciptakan lingkungan yang benar-benar ramah anak, menciptakan suasana belajar yang positif dan aman, serta mampu mengidentifikasi dan menangani potensi ancaman terhadap keselamatan dan kesejahteraan anak di lingkungan pesantren.
Tantangan dan Solusi: Mengoptimalkan Anggaran dan Teknologi
Saat ini, baru satu pondok pesantren di Kalsel yang telah terstandarisasi sebagai pesantren ramah anak, yaitu Pondok Pesantren Alfalah Putra. Pesantren ini telah berhasil memenuhi standar yang ditetapkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.
Namun, DP3AKB Kalsel tidak berhenti sampai di situ. Mereka terus berupaya membina dan mendampingi pesantren lain agar dapat memenuhi standar yang sama. Tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran. Untuk mengatasi hal ini, DP3AKB Kalsel berencana untuk memanfaatkan teknologi digital dan menyelenggarakan pelatihan secara daring, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran.
"Dengan kondisi anggaran yang terbatas, kami akan melakukan pembenahan dan pelatihan secara virtual agar upaya ini tetap berjalan efektif," jelas Mawarni.
Harapan dan Komitmen ke Depan
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada komitmen dan partisipasi aktif dari seluruh pihak terkait, termasuk para pengasuh pesantren, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dengan adanya dukungan dan kerjasama yang baik, diharapkan semakin banyak pesantren di Kalsel yang dapat menjadi contoh dan teladan dalam mewujudkan lingkungan yang ramah anak.
Program ini merupakan langkah nyata dalam melindungi dan memberdayakan anak Indonesia, khususnya di lingkungan pesantren. Semoga dengan adanya program ini, anak-anak di Kalsel dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung masa depan mereka.