Kauje dan CEC Buka Peluang Ekspor Produk Kreatif Bojonegoro
Keluarga Alumni Universitas Jember (Kauje) dan Creative Economy Center (CEC) menggelar diskusi di Bojonegoro, Jawa Timur, tentang peluang ekspor produk ekonomi kreatif lokal, memanfaatkan potensi SDA dan mendorong peningkatan SDM.
Bojonegoro, Jawa Timur – Keluarga Alumni Universitas Jember (Kauje) dan Creative Economy Center (CEC) baru-baru ini menggelar diskusi di Kabupaten Bojonegoro. Fokusnya? Membuka peluang ekspor bagi produk-produk ekonomi kreatif daerah. Potensi sumber daya alam Bojonegoro yang melimpah menjadi alasan utama kegiatan ini.
Ketua panitia dari Kauje Koordinator Daerah Bojonegoro, Sofan Solikin, menjelaskan tujuan diskusi ini. "Kami ingin memaparkan peluang ekspor bagi pelaku ekonomi kreatif," ujarnya. Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pendampingan hingga produk benar-benar diekspor. Hal ini, menurutnya, membuka peluang sinergi yang lebih luas di masa depan. Diskusi ini diikuti puluhan peserta, baik dari pelaku ekonomi kreatif maupun anggota Kauje, tanpa dipungut biaya.
Solikin juga menyoroti pentingnya perubahan mindset. "Selama ini Indonesia dikenal sebagai eksportir bahan baku. Kita harus bergeser menjadi eksportir produk jadi," tegasnya. Hal ini khususnya relevan bagi Bojonegoro. Potensi sumber daya alam (SDA) yang besar harus diimbangi dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Dengan demikian, pelaku ekonomi kreatif bisa naik kelas dan bersaing di pasar internasional.
Ia mencontohkan beberapa produk Bojonegoro yang berpotensi besar untuk diekspor. "Produk berbahan kayu, kain ecoprint, produk herbal, dan makanan kering memiliki peluang bagus untuk dipasarkan ke Eropa dan Australia," katanya. Solikin berharap kegiatan ini memotivasi pelaku ekonomi kreatif Bojonegoro untuk menembus pasar global.
Arif Purwanto, salah satu narasumber, menekankan pentingnya riset dan pemetaan pasar sebelum ekspor. "Mapping pasar perlu dilakukan untuk menganalisa ketertarikan negara tujuan ekspor. Setelah itu, kita perlu melakukan riset kapasitas produksi dan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan," jelasnya.
Sementara itu, Ketua CEC, Adib Nurdiyanto, mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk memanfaatkan fasilitasi sertifikasi HACCP dan uji laboratorium. Kedua hal ini merupakan syarat penting untuk ekspor. Para pelaku usaha perlu lebih aktif dan proaktif dalam mengikuti program-program fasilitasi yang tersedia.
Intinya, kegiatan Kauje dan CEC di Bojonegoro ini menjadi langkah strategis. Dengan menggabungkan potensi SDA yang melimpah dengan pengembangan SDM yang terampil, Bojonegoro memiliki peluang besar untuk meningkatkan perekonomian melalui ekspor produk ekonomi kreatif.