Kemensos Salurkan Santunan untuk Korban Longsor Mojokerto: 10 Jiwa Meninggal
Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan santunan kepada ahli waris 10 korban meninggal dunia akibat longsor di Mojokerto, Jawa Timur, yang terjadi pada Kamis (3/4), serta mendirikan dapur umum untuk para relawan.
Bencana longsor yang terjadi di akses Jalan Mojokerto-Kota Batu pada Kamis, 3 April 2024, telah mengakibatkan 10 orang meninggal dunia. Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dan menyebabkan dua unit mobil dan satu sepeda motor tertimbun tanah longsor. Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Tagana Kabupaten Mojokerto-Batu, langsung bergerak cepat memberikan bantuan dan santunan kepada para korban dan keluarga yang berduka.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menyatakan bahwa Tagana telah berkolaborasi dengan tim SAR, Dinas Sosial, dan relawan dalam proses evakuasi korban. Selain itu, Kemensos juga telah mendistribusikan bantuan permakanan melalui dapur umum dengan kapasitas 500 porsi per hari untuk memenuhi kebutuhan para relawan yang terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan.
"Tagana Mojokerto beserta unsur lainnya telah mendirikan dapur umum di lokasi untuk memenuhi permakanan relawan yang mencari para korban," jelas Mensos Saifullah dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta pada Sabtu, 5 April 2024. Proses evakuasi telah dihentikan setelah seluruh korban ditemukan dan diidentifikasi.
Identifikasi dan Santunan Korban Longsor Mojokerto
Kemensos telah menyelesaikan pendataan dan verifikasi korban meninggal dunia. Saat ini, Kemensos tengah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempersiapkan penyaluran santunan kepada ahli waris para korban. Daftar korban meninggal dunia meliputi beragam usia dan latar belakang, menunjukkan dampak luas dari bencana ini.
Berikut daftar nama-nama korban meninggal dunia: 1. Masjid Zatmo Setio (31 tahun), 2. Rani Anggraeni (28 tahun), 3. Syahrul Nugroho Rangga Setiawan (6 tahun), 4. Putri Qiana Ramadhani (2 tahun), 5. H. Wahyudi (71 tahun), 6. Hj. Jainah (61 tahun), 7. Saudah (70 tahun), 8. Fitria Handayani (27 tahun), 9. Ahmad Fiki Muzaki (28 tahun), dan 10. Mikaila F.Z (3,5 tahun). Seluruh korban berasal dari Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo dan Dusun Urung-Urung, Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Proses identifikasi dan verifikasi yang dilakukan Kemensos memastikan keakuratan data korban dan memperlancar proses penyaluran santunan kepada keluarga yang berhak. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan bantuan yang tepat sasaran kepada masyarakat yang terdampak bencana.
Bantuan Kemensos untuk Korban Longsor
Selain santunan, Kemensos juga memberikan bantuan permakanan melalui dapur umum yang didirikan di lokasi bencana. Dapur umum ini menyediakan makanan bagi para relawan yang bekerja keras dalam proses evakuasi dan pencarian korban. Langkah ini menunjukkan kepedulian Kemensos terhadap para relawan yang telah berjuang tanpa lelah.
Kecepatan respon Kemensos dalam memberikan bantuan menunjukkan kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi bencana alam. Koordinasi yang baik antara Kemensos, Tagana, tim SAR, Dinas Sosial, dan relawan menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan bencana ini. Semoga bantuan yang diberikan dapat meringankan beban keluarga korban dan mempercepat proses pemulihan.
Kemensos berkomitmen untuk terus memantau situasi dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh masyarakat terdampak. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih siap menghadapi bencana alam di masa mendatang.
Kesimpulan: Bencana longsor di Mojokerto telah menjadi duka mendalam bagi banyak keluarga. Namun, respon cepat dan terkoordinasi dari Kemensos memberikan secercah harapan dalam proses pemulihan dan memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh para korban dan keluarga mereka.