Kementerian Transmigrasi Ajak Universitas Bangun Kawasan Transmigrasi sebagai "School of Life"
Kementerian Transmigrasi mengajak universitas dan mahasiswa untuk menjadikan kawasan transmigrasi sebagai sekolah kehidupan (school of life) melalui Program Transmigrasi Patriot guna mengatasi permasalahan sosial ekonomi.
Kementerian Transmigrasi (Kementrans) mengajak universitas dan mahasiswa di Indonesia untuk berperan aktif dalam pengembangan kawasan transmigrasi. Inisiatif ini diluncurkan melalui Program Transmigrasi Patriot, sebuah program yang bertujuan untuk menjadikan kawasan transmigrasi sebagai tempat pembelajaran praktis bagi mahasiswa, atau yang disebut sebagai "school of life". Program ini diluncurkan di Jakarta pada Rabu lalu oleh Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman Suryanegara.
Menteri Iftitah menekankan pentingnya pemahaman mahasiswa tidak hanya pada teknologi, tetapi juga pada realitas sosial ekonomi di lapangan. Mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat. "Inilah hakikat school of life bagi generasi muda," kata Menteri Iftitah, "Ini memberikan warna khusus dan mengenalkan bahwa transmigrasi sekarang diisi (didukung) oleh (lembaga) pendidikan tinggi."
Salah satu tantangan yang diangkat adalah peningkatan ekonomi yang tidak diimbangi dengan penurunan angka kemiskinan di beberapa daerah. Program Transmigrasi Patriot diharapkan dapat memberikan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi disparitas ini, dengan melibatkan langsung akademisi dan mahasiswa dalam proses pembangunan kawasan transmigrasi.
Program Transmigrasi Patriot: Ekspedisi dan Beasiswa
Program Transmigrasi Patriot terdiri dari dua bagian utama: Ekspedisi Patriot dan Beasiswa Patriot. Ekspedisi Patriot melibatkan tim akademisi dan sarjana yang akan melakukan penelitian di kawasan transmigrasi. Tim ini berperan sebagai mentor dan pendamping bagi peserta Beasiswa Patriot.
Sementara itu, Beasiswa Patriot memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pengembangan kawasan transmigrasi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Beasiswa ini mencakup program double degree pada jenjang D4, S1, S2, dan S3, baik di dalam maupun luar negeri. Kementrans menargetkan pengiriman 2.000 Tim Ekspedisi Patriot pada tahun ini untuk melakukan penelitian selama satu tahun ke depan, dengan pembekalan yang akan dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto pada November 2025.
Menteri Iftitah menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan transformasi paradigma transmigrasi. Transmigrasi kini bukan hanya relokasi penduduk, tetapi strategi pembangunan nasional yang inklusif, modern, dan berbasis ilmu pengetahuan. Kolaborasi dengan perguruan tinggi, seperti Universitas Gadah Mada (UGM), menjadi kunci keberhasilan program ini.
Kerja Sama dengan Universitas Gadah Mada
Kerja sama Kementrans dengan UGM mencakup berbagai aspek, mulai dari pendataan produk unggulan, penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) melalui Beasiswa Patriot, hingga dukungan terhadap hilirisasi pertanian. UGM, dengan pengalamannya dalam pengembangan agroteknologi yang telah diekspor, memberikan kontribusi signifikan dalam program ini.
Rektor UGM, Ova Emilia, menyatakan kesiapan UGM untuk berkontribusi lebih banyak dalam pengembangan transmigrasi. Kerja sama ini selaras dengan nilai-nilai UGM yang menekankan keberpihakan pada rakyat, kemandirian, dan keberlanjutan. "Kami berharap kemitraan strategis ini saling melengkapi untuk pembangunan transmigrasi yang lebih baik," ujar Rektor Ova Emilia.
Kementrans mengajak universitas lain di Indonesia untuk mengikuti jejak UGM dan aktif mendukung transformasi paradigma baru transmigrasi. Dengan melibatkan perguruan tinggi, diharapkan program transmigrasi dapat berjalan lebih efektif dan berdampak positif bagi masyarakat di kawasan transmigrasi.
Program ini diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sosial ekonomi di kawasan transmigrasi, sekaligus mencetak generasi muda yang memiliki pemahaman mendalam tentang pembangunan pedesaan dan siap menjadi agen perubahan.