Lebaran Mandura: Simbol Gotong Royong dan Magnet Wisata Budaya di Sulteng
Wakil Gubernur Sulteng, Reny A. Lamadjido, memuji Lebaran Mandura Kampung Baru Fair 2025 sebagai simbol semangat gotong royong dan magnet wisata budaya yang sukses mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Reny A. Lamadjido, menyatakan bahwa Lebaran Mandura di Palu, Sulawesi Tengah, bukan sekadar acara hiburan semata. Lebih dari itu, acara ini merupakan simbol kuatnya nilai-nilai kultural dan semangat gotong royong yang masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat.
Hal ini disampaikannya dalam kunjungannya ke Kampung Baru Fair (KBF) 2025 di Palu, Rabu (9/4). Reny mengapresiasi seluruh panitia, masyarakat, dan pihak terkait atas suksesnya penyelenggaraan Lebaran Mandura KBF 2025. Ia menyebut festival ini sebagai "sebuah panggung peradaban dan kreativitas yang selama satu dekade ini telah menjadi denyut nadi ekonomi rakyat, ruang berkesenian, dan etalase budaya pariwisata Kota Palu."
Festival yang telah memasuki dekade ke-10 ini telah bertransformasi menjadi daya tarik wisata budaya dan ekonomi kerakyatan yang signifikan. Keberhasilannya terlihat dari banyaknya pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat, pelaku usaha, tokoh publik, hingga masyarakat umum.
Suksesnya Lebaran Mandura Kampung Baru Fair 2025
Lebaran Mandura Kampung Baru Fair 2025 telah membuktikan bahwa budaya di Sulteng tetap hidup dan berkembang pesat. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kreativitas masyarakat dapat menghasilkan potensi dan peluang ekonomi yang besar. Hal ini sejalan dengan pernyataan Wagub, yang mengatakan bahwa "ketika masyarakat diberikan ruang berkreativitas, maka pasti akan lahir sebuah potensi dan peluang emas, dimana ekonomi bisa bertumbuh, kesenian berkembang, dan kebersamaan menemukan rumahnya."
Antusiasme warga yang tinggi dalam acara ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemerintah daerah. Wagub berharap, Kampung Baru Fair dapat terus menjadi agenda tahunan yang memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat Sulteng.
Lebih lanjut, Reny A. Lamadjido juga berharap semangat persatuan dan kebersamaan yang ditunjukkan dalam acara ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam upaya pelestarian tradisi lokal yang inklusif dan mampu meningkatkan perekonomian rakyat.
Dampak Positif Lebaran Mandura terhadap Ekonomi dan Pariwisata
Lebaran Mandura KBF 2025 tidak hanya menampilkan kekayaan budaya Sulteng, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian daerah. Festival ini menjadi wadah bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memamerkan dan menjual produk-produk mereka. Hal ini turut meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Selain itu, festival ini juga menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kampung Baru Fair telah berhasil menjadi etalase budaya dan pariwisata Sulteng, sehingga turut berkontribusi pada peningkatan sektor pariwisata di daerah tersebut. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan potensi ekonomi kreatif berbasis budaya.
Dengan adanya Lebaran Mandura, Sulteng tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga mampu memanfaatkannya sebagai penggerak ekonomi dan pariwisata. Hal ini menunjukkan sinergi yang harmonis antara pelestarian budaya dan pembangunan ekonomi.
Harapan untuk Masa Depan
Suksesnya Lebaran Mandura Kampung Baru Fair 2025 menjadi bukti nyata bahwa dengan semangat gotong royong dan kreativitas, masyarakat dapat menciptakan kegiatan yang bermanfaat dan berdampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan potensi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah daerah pun diharapkan terus mendukung dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan serupa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan pelestarian budaya lokal. Dengan demikian, Sulteng dapat terus berkembang dan maju dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kultural dan semangat gotong royong.
Keberhasilan Lebaran Mandura KBF 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa budaya dapat menjadi kekuatan pendorong pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Semoga semangat ini dapat terus dijaga dan dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat Sulteng.