Mahasiswa PWK UNG Ikut Asian Waterbird Census 2025 di Danau Limboto
Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) berpartisipasi dalam Asian Waterbird Census (AWC) 2025 di Danau Limboto untuk mempelajari keanekaragaman hayati dan perencanaan wilayah yang berkelanjutan.
Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) aktif berpartisipasi dalam Asian Waterbird Census (AWC) 2025 di Danau Limboto, Gorontalo, pada Minggu, 16 Februari 2025. Kegiatan ini menandai partisipasi keempat PWK UNG sejak tahun 2021, menunjukkan komitmen berkelanjutan mereka terhadap pelestarian lingkungan.
Memahami Ekologi dan Perencanaan Wilayah
Ketua Program Studi PWK UNG, Sri Sutarni Arifin, menekankan relevansi kegiatan ini dengan kurikulum PWK. "Sebagai perencana wilayah dan kota, mahasiswa perlu memahami keanekaragaman hayati," jelas beliau. "Mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air mengharuskan pemahaman lapangan. Danau Limboto, sebagai kawasan strategis nasional, menjadi lokasi ideal untuk pembelajaran langsung," tambahnya. Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan ini memberikan pengalaman berharga dan pemahaman mendalam tentang pentingnya integrasi ekologi dalam perencanaan wilayah.
Kerja Sama Antar Lembaga untuk Konservasi
Kegiatan AWC 2025 di Danau Limboto diinisiasi oleh komunitas Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), yang fokus pada kampanye keragaman hayati dan monitoring habitat. BIOTA berkolaborasi dengan berbagai lembaga, termasuk Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo, SIEJ Simpul Gorontalo, Kelompok Studi Lingkungan Archipelago, Lembaga Pers Mahasiswa Akurat Fakultas Teknik, dan kelompok studi keilmuan Skediasi. Kolaborasi ini memperkuat upaya konservasi dan pemantauan lingkungan di Danau Limboto.
Asian Waterbird Census: Pemantauan Burung Air untuk Kesehatan Ekosistem
Sekretaris BIOTA, Rosyid Azhar, menjelaskan bahwa AWC merupakan program tahunan yang dilakukan di berbagai negara Asia. Tujuan utamanya adalah memantau populasi dan distribusi burung air sebagai indikator kesehatan ekosistem perairan. "Kegiatan ini mengumpulkan data keberadaan jenis burung air," kata Rosyid. "Data tersebut dikumpulkan secara kolektif di tingkat nasional dan global untuk memahami perkembangan terkini mengenai burung air dan habitatnya." Data yang dikumpulkan akan memberikan gambaran yang komprehensif tentang kesehatan ekosistem Danau Limboto.
Pengalaman Langsung Mahasiswa PWK UNG
Salah satu mahasiswa PWK UNG, Zaskia Ananta, membagikan antusiasmenya. "Kami lebih memahami bagaimana perencanaan wilayah berkaitan dengan ekologi," ujarnya. "Melihat langsung kondisi Danau Limboto memberikan gambaran nyata tentang pentingnya pelestarian lingkungan dalam perencanaan strategis nasional. Kami berhasil mengidentifikasi 10 jenis burung," tambahnya. Pengalaman ini memberikan wawasan praktis bagi mahasiswa dalam menerapkan teori perencanaan wilayah dengan kondisi riil di lapangan.
Kemitraan Jangka Panjang UNG dan BIOTA
Kerja sama antara PWK UNG dan BIOTA telah terjalin sejak 2017. Kemitraan ini telah menghasilkan berbagai kegiatan pengamatan burung di berbagai lokasi, termasuk area kampus dan ruang terbuka hijau (RTH). Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama dalam upaya konservasi dan pendidikan lingkungan. Dengan pengalaman dan pengetahuan yang didapat, mahasiswa PWK UNG diharapkan dapat berkontribusi dalam perencanaan wilayah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kesimpulan
Partisipasi mahasiswa PWK UNG dalam AWC 2025 di Danau Limboto merupakan langkah penting dalam menggabungkan teori perencanaan wilayah dengan praktik konservasi lingkungan. Kolaborasi antar lembaga dan pengalaman langsung di lapangan memberikan pemahaman yang berharga bagi mahasiswa, mempersiapkan mereka untuk menjadi perencana wilayah yang berkompeten dan peduli lingkungan. Keberhasilan identifikasi 10 jenis burung juga menunjukkan kekayaan hayati Danau Limboto yang perlu dilindungi.