Muhammadiyah Bangun Pusat Distribusi: Strategi Perkuat Ekonomi Umat di Jawa Timur
Pimpinan Pusat Muhammadiyah membangun pusat distribusi di Jawa Timur untuk memperkuat ekonomi umat, menghubungkan produsen dengan warung tradisional, dan mendorong pertumbuhan UMKM.
Kediri, 3 Mei 2024 - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, berkolaborasi dengan Pengurus Daerah Muhammadiyah se-Karesidenan Kediri, Jawa Timur, meluncurkan program ambisius: pembangunan pusat distribusi barang untuk memberdayakan ekonomi umat. Inisiatif ini bertujuan untuk mempermudah distribusi barang dari produsen ke konsumen, khususnya warung-warung kelontong binaan Muhammadiyah. Langkah strategis ini diyakini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sutrisno Lukito, Pengurus PP Muhammadiyah bidang ekonomi, menjelaskan bahwa pusat distribusi ini akan menjadi jembatan penghubung antara produsen dan warung tradisional. Dengan demikian, harga barang akan lebih kompetitif, dan daya saing UMKM lokal pun meningkat. "Kami akan membangun pusat distribusi di setiap kabupaten/kota," ujar Sutrisno di Kediri, Sabtu lalu, "yang bertugas mendistribusikan barang dari gudang ke warung-warung kelontong."
Program ini diharapkan mampu mengatasi kendala distribusi yang selama ini dihadapi oleh UMKM. Sistem distribusi yang lebih efisien dan terorganisir diyakini akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para pelaku usaha kecil dan menengah. Lebih lanjut, Sutrisno menekankan komitmen Muhammadiyah untuk memberikan pelatihan, pendampingan, dan dukungan teknologi agar para pelaku usaha dapat mengembangkan bisnis yang modern dan efisien.
Membangun Jaringan Distribusi yang Kuat
Tahap awal program ini akan fokus pada tiga kabupaten di Karesidenan Kediri: Kediri, Nganjuk, dan Tulungagung, yang dinilai memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Namun, cakupan program ini tidak terbatas pada Karesidenan Kediri. Ke depannya, pusat distribusi serupa direncanakan akan dibangun di berbagai daerah lain di Jawa Timur, termasuk Malang, Jember, Probolinggo, Lumajang, dan Surabaya.
Sutrisno Lukito optimistis bahwa dengan etos kerja yang disiplin dan sistem distribusi yang terorganisir, para pelaku usaha binaan Muhammadiyah akan mampu meraih balik modal dengan cepat. Dukungan berupa pelatihan dan pendampingan yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan daya saing mereka di pasar.
Selain pusat distribusi, Muhammadiyah juga berencana membangun industrial state atau kawasan industri untuk menaungi UMKM. Kawasan industri ini akan memberikan berbagai kemudahan bagi para pengusaha kecil dan menengah, mulai dari pengurusan perizinan hingga akses pemodalan.
Dukungan Terpadu untuk UMKM
Sutrisno menjelaskan bahwa Muhammadiyah akan memberikan dukungan penuh kepada para pelaku UMKM yang bergabung dalam kawasan industri. "Kami akan mengajak mereka mengembangkan usahanya di kawasan industri dengan biaya sangat murah. Di dalam kawasan ini, pengusaha kecil menengah itu kami bantu, mulai dari perizinan hingga pemodalan," tegasnya.
Pemetaan lokasi untuk kawasan industri ini telah dilakukan, dan Ngawi menjadi salah satu daerah yang paling siap. Terdapat lahan seluas 50 hektare di Kabupaten Ngawi yang berlokasi dekat jalan tol menuju Tanjung Mas, Semarang, yang diproyeksikan sebagai lokasi pembangunan kawasan industri tersebut.
Dengan adanya pusat distribusi dan kawasan industri, Muhammadiyah berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan perekonomian umat dan memberdayakan UMKM di Jawa Timur. Program ini merupakan wujud nyata komitmen Muhammadiyah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan ekonomi umat di berbagai daerah lain di Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, sangat penting untuk keberhasilan program ini.