Museum Jambi Incar 51 Ribu Pengunjung di 2025, Program Edukasi Jadi Andalan
Disbudpar Jambi optimis capai target 51 ribu kunjungan ke museum di 2025 lewat program edukasi dan pameran menarik, meningkat 5% dari tahun sebelumnya.
Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi memasang target ambisius: mencapai 51 ribu kunjungan ke museum di tahun 2025. Target ini menunjukkan peningkatan sekitar lima persen dibandingkan jumlah kunjungan tahun 2024. Kenaikan ini diharapkan dapat tercapai berkat berbagai program edukasi dan atraksi menarik yang telah disiapkan oleh pihak pengelola museum.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Siginjei, Ervin Apriyanti, menyatakan optimismenya. "Target yang ditetapkan ini realistis, apalagi telah disiapkan program kunjungan untuk pelajar," ujarnya di Jambi, Kamis (20/2). Data kunjungan tahun 2024 menunjukkan bahwa pelajar, mahasiswa, dan masyarakat lokal menjadi penyumbang terbesar, dengan total 31.508 kunjungan. Jumlah kunjungan wisatawan asing tercatat hanya 106 orang, dan wisatawan nusantara 192 orang.
Keberhasilan mencapai target ini sangat penting bagi Disbudpar Jambi, mengingat museum berperan sebagai pusat pelestarian budaya dan sejarah daerah. Program-program yang dirancang diharapkan dapat menarik minat masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih mengenal dan menghargai warisan budaya Jambi.
Strategi Peningkatan Kunjungan Museum Jambi
Untuk mencapai target kunjungan yang telah ditetapkan, UPTD Museum Siginjei telah merancang berbagai strategi jitu. Salah satu strategi utama adalah meningkatkan kunjungan pelajar melalui program-program edukasi yang menarik. Hal ini didasarkan pada data tahun 2024 yang menunjukkan tingginya angka kunjungan dari kalangan pelajar.
Berbagai program telah disusun, termasuk lomba kreativitas siswa, pameran khusus, dan dialog budaya yang melibatkan pelajar, mahasiswa, dan guru. Selain itu, pihak museum juga akan melakukan program kunjungan ke daerah-daerah, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan di setiap kabupaten/kota. Program ini bertujuan untuk mendekatkan museum kepada masyarakat dan memberikan pemahaman tentang koleksi yang ada.
Museum Siginjei, yang membawahi tiga museum (Siginjei, Perjuangan, dan Gentala), menjadi andalan dalam pencapaian target ini. Museum Siginjei menjadi yang paling banyak dikunjungi karena aksesnya yang terbuka untuk umum dan kekayaan koleksinya. Koleksi Museum Siginjei sendiri terbilang sangat beragam, lebih dari 8.000 jenis benda terbagi dalam 10 klasifikasi, mulai dari geologi, biologi, teknologi, hingga seni rupa.
Kekayaan Koleksi Museum Siginjei
Koleksi Museum Siginjei yang melimpah menjadi daya tarik tersendiri. Koleksi tersebut meliputi berbagai artefak bersejarah, antara lain koleksi geologi (batuan), biologi, teknologi, anumismatika (mata uang dan lambang), ethnografi (kehidupan dan keseharian masyarakat Jambi), keramikal logam (peninggalan zaman dinasti dan lokal), historika (sejarah Jambi), filologi (naskah dan manuskrip), serta teknologi dan seni rupa (alat-alat tradisional).
Keragaman koleksi ini menjadi potensi besar untuk menarik minat pengunjung dari berbagai kalangan. Pihak museum berupaya untuk menyajikan koleksi tersebut dengan cara yang menarik dan informatif, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi pengunjung terhadap sejarah dan budaya Jambi.
Dengan harga tiket yang terjangkau, yaitu Rp2.000 untuk pelajar TK dan SD serta Rp3.000 untuk pelajar SMP hingga mahasiswa dan masyarakat umum, diharapkan dapat semakin meningkatkan daya tarik museum bagi masyarakat luas.
Upaya Edukasi dan Aksesibilitas
Selain program-program edukasi, aksesibilitas juga menjadi perhatian penting. Museum Siginjei membuka kunjungan dari Senin hingga Kamis hingga pukul 15.00 WIB, Jumat dan Sabtu setengah hari, dan tutup pada Minggu. Jadwal ini diharapkan dapat mengakomodasi berbagai kalangan pengunjung.
Dengan strategi yang komprehensif, mulai dari program edukasi, pengelolaan koleksi yang baik, hingga aksesibilitas yang mudah, Disbudpar Jambi optimis dapat mencapai target 51 ribu kunjungan ke museum di tahun 2025. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya Jambi dan memperkuat sektor pariwisata daerah.