Pakistan Pilih Jalan Damai: Kendalikan Diri di Tengah Ketegangan dengan India
Menteri Hukum Pakistan, Aqeel Malik, tegaskan komitmen negaranya untuk mengendalikan diri dan memilih jalur diplomasi dalam menghadapi ketegangan dengan India, meskipun tetap menegaskan kedaulatan nasional.
Jakarta, 15 Mei 2024 - Ketegangan antara Pakistan dan India kembali menjadi sorotan setelah insiden di Kashmir pada 22 April lalu. Namun, Menteri Hukum dan Keadilan Pakistan, Aqeel Malik, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, menegaskan komitmen negaranya untuk tetap mengutamakan pengendalian diri dan jalur diplomasi dalam menghadapi situasi ini. Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional terkait potensi konflik bersenjata antara kedua negara tetangga tersebut.
Malik menekankan bahwa Pakistan, sebagai negara yang bertanggung jawab, memilih untuk tidak melakukan tindakan agresi. "Kami adalah negara yang bertanggung jawab yang memilih untuk tidak melakukan tindakan seperti itu (agresi), tetapi akan menanggapi jika menyangkut kedaulatan dan integritas teritorial kami," tegasnya. Meskipun demikian, ia juga menyatakan harapan agar situasi tidak sampai kepada titik di mana Pakistan harus memberikan respons militer.
Sikap Pakistan ini diiringi dengan komitmen untuk mematuhi ketentuan gencatan senjata yang lebih luas. Malik, meskipun enggan merinci detailnya karena proses yang masih berlangsung, menyatakan optimisme atas upaya perdamaian. "Kami sangat berharap India memilih untuk menggunakan diplomasi seperti yang telah mereka sarankan, dan saya pikir ini adalah acara yang masuk akal," ujarnya.
Sikap Diplomasi Pakistan dan Tawaran Investigasi
Menanggapi insiden di Kashmir pada 22 April, Malik menyatakan bahwa Pakistan telah mengutuk keras kejadian tersebut dan menawarkan dukungan penuh kepada India dalam penyelidikan. "Jika Pakistan memiliki sesuatu untuk disembunyikan, atau jika tangan kami kotor dengan ini, kami tidak akan pernah benar-benar menawarkan ini (penyelidikan) sejak awal," ujarnya, menekankan keseriusan tawaran tersebut dan membantah keterlibatan Pakistan dalam insiden tersebut.
Lebih lanjut, Malik mengungkapkan bahwa Pakistan telah meminta penyelidikan internasional yang independen dan tidak memihak. Sayangnya, hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak India. "Anda jelas tidak bisa bertepuk tangan dengan satu tangan. Kami butuh pihak India untuk bersikap terbuka dalam hal ini," katanya, menekankan pentingnya kerja sama kedua negara dalam mengungkap kebenaran.
Pakistan juga mengapresiasi dukungan dari komunitas internasional atas sikap pengendalian diri yang dijalankan. Malik menjelaskan, "Mayoritas negara Muslim dan masyarakat internasional pada umumnya benar-benar setuju dengan sikap kami. Mereka tidak hanya setuju dengan sikap kami, tetapi mereka juga menghargai cara kami menangani seluruh situasi dengan cara yang sangat dewasa."
Perjanjian Air Sungai Indus (IWT) dan Jalan Diplomasi
Terkait Perjanjian Air Sungai Indus (IWT), Malik menjelaskan pernyataan Presiden Bank Dunia, Ajay Banga, yang menyatakan bahwa perjanjian tersebut tidak dapat ditangguhkan karena tidak ada ketentuan penangguhan dalam perjanjian itu sendiri. Meskipun India menggunakan istilah hukum 'menunda', Malik menegaskan bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan berdasarkan mekanisme internasional atau hukum internasional.
Meskipun memiliki pilihan lain dalam menanggapi 'penundaan' IWT oleh India, Malik menegaskan bahwa Pakistan tetap memilih jalur diplomasi. "Saya harus menegaskan kembali bahwa kami, seperti yang saya katakan, memiliki pilihan yang tersedia (dalam menanggapi ‘penundaan’ IWT). Kami memilih diplomasi daripada hal lain saat ini," tegasnya.
Perjanjian IWT, yang ditandatangani pada tahun 1960 dan difasilitasi oleh Bank Dunia, mendefinisikan pembagian air di lembah Sungai Indus. Perjanjian ini telah menjadi titik stabilitas di tengah konflik-konflik sebelumnya antara India dan Pakistan, termasuk Perang Indo-Pakistan 1965, Perang Pembebasan Bangladesh 1971, dan Perang Kargil 1999.
Penangguhan partisipasi India dalam IWT setelah serangan di Kashmir menimbulkan kekhawatiran akan masa depan perjanjian dan pembagian air antara kedua negara. Namun, komitmen Pakistan terhadap diplomasi dan pengendalian diri memberikan secercah harapan bagi penyelesaian damai atas permasalahan ini.
Sikap Pakistan yang mengedepankan diplomasi dan pengendalian diri di tengah ketegangan dengan India patut diapresiasi. Semoga upaya ini dapat membuka jalan menuju penyelesaian damai dan mencegah eskalasi konflik yang lebih luas.