Sosialisasi ASIK Digalakkan di Gunungkidul untuk Tingkatkan Partisipasi Cek Kesehatan Gratis
Dinas Kesehatan Gunungkidul gencar sosialisasikan aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program cek kesehatan gratis berbasis ulang tahun, yang masih terkendala akses aplikasi dan fasilitas kesehatan.

Gunungkidul, 12 Maret 2025 - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tengah gencar melakukan sosialisasi aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) guna meningkatkan jumlah masyarakat yang memanfaatkan program cek kesehatan gratis (CKG) berdasarkan hari ulang tahun. Program yang diluncurkan pada Februari 2025 ini masih menghadapi kendala partisipasi masyarakat yang rendah.
Rendahnya partisipasi ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik teknis maupun non-teknis. Salah satu kendala utama adalah kesulitan akses terhadap aplikasi ASIK, platform utama pengelolaan data peserta CKG. Selain itu, keterbatasan fasilitas di beberapa puskesmas juga menjadi penghambat. "Untuk itu, kami melakukan upaya sosialisasi melalui media sosial dan rapat atau pertemuan lintas sektor," jelas Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono.
Meskipun demikian, terdapat tren positif yang terlihat. Hingga awal Maret 2025, tercatat 812 pendaftar dengan tingkat kehadiran mencapai 89,41 persen, atau sekitar 726 orang. "Dari persentasenya, trennya sudah mulai ada kenaikan meskipun masih sedikit sekali," tambah Ismono. Namun, angka ini masih jauh dari target yang diharapkan.
Kendala Teknis dan Non-Teknis Program CKG
Ismono mengungkapkan beberapa kendala teknis yang dihadapi. Banyak puskesmas belum memiliki ruang klinik khusus untuk CKG, sehingga pelayanan menjadi kurang optimal. Selain itu, belum diaktifkannya aplikasi Satu Sehat Mobile (SSM) CKG oleh sebagian besar masyarakat juga menghambat proses pendaftaran. "Masalah lain yang juga mencuat adalah belum diaktifkannya aplikasi Satu Sehat Mobile (SSM) CKG oleh sebagian besar masyarakat, yang menghambat proses pendaftaran. Nanti akan menjadi bahan evaluasi," ungkap Ismono.
Kepala Puskesmas Paliyan, Lukito, menambahkan bahwa jumlah pendaftar di wilayahnya masih sangat rendah, rata-rata hanya 5-10 pasien per hari. Padahal, target Kementerian Kesehatan untuk Puskesmas Paliyan dengan jumlah penduduk sekitar 33.000 jiwa adalah melayani setidaknya 1.650 orang atau sekitar lima persen dari total penduduk, yang berarti minimal 12 pasien per hari. "Di Puskesmas Paliyan, kami dalam sehari ditargetkan bisa melayani sedikitnya 12 pasien," kata Lukito.
Tidak hanya kendala teknis, faktor non-teknis juga turut berperan. Waktu pelaksanaan program yang bertepatan dengan bulan Ramadhan dan musim panen raya membuat banyak warga lebih fokus pada aktivitas keagamaan dan pertanian. "Saat ini bertepatan dengan puasa dan juga panen raya, jadi masyarakat lebih fokus ke sana," ungkap Lukito.
Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Dinkes Gunungkidul terus berupaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program CKG. Sosialisasi melalui media sosial dan pertemuan lintas sektor terus digencarkan untuk memperkenalkan aplikasi ASIK dan manfaat program CKG. Selain itu, evaluasi dan perbaikan infrastruktur di puskesmas juga menjadi fokus perhatian. Diharapkan dengan berbagai upaya ini, partisipasi masyarakat dalam program CKG akan meningkat secara signifikan.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berkomitmen untuk memastikan program CKG berjalan efektif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Peningkatan aksesibilitas aplikasi ASIK, penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, serta sosialisasi yang intensif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ada dan mendorong lebih banyak warga untuk memanfaatkan program cek kesehatan gratis ini.
Keberhasilan program CKG sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Dengan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan, diharapkan masyarakat Gunungkidul akan lebih antusias mengikuti program ini dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia.