Pelaut Indonesia Wajib Kuasai Teknologi Industri 5.0, Hadapi Disrupsi Digital
Kemenhub mendorong pelaut Indonesia untuk menguasai teknologi industri 5.0 guna menghadapi disrupsi digital dan meningkatkan daya saing di sektor maritim.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) menekankan pentingnya penguasaan teknologi industri 5.0 bagi pelaut Indonesia. Hal ini disampaikan Sekretaris BPSDMP Kemenhub, Wisnu Handoko, dalam acara wisuda dan Bon Voyage 282 Perwira Transportasi Laut di Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Sulawesi Utara, Minggu (18/5). Wisnu Handoko menyatakan bahwa era disrupsi digital menuntut adaptasi cepat dari para pelaut untuk tetap kompetitif di pasar global.
Wisnu Handoko menjelaskan bahwa perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI) dan sistem robotik, telah dan akan terus mengubah lanskap pekerjaan di sektor maritim. Perubahan ini, menurutnya, merupakan sebuah tantangan sekaligus peluang bagi pelaut Indonesia untuk meningkatkan kompetensi dan daya saingnya. Ia mencontohkan sistem perhitungan muatan kontainer yang kini telah otomatis menggunakan AI, menggantikan metode manual yang membutuhkan banyak waktu dan tenaga manusia.
Pernyataan Wisnu Handoko tersebut disampaikan dalam acara bertema "Forging Maritime Future Through Innovation and Development of Digital Competencies for Seafarers." Tema ini dipilih karena dinilai relevan dengan kondisi terkini yang ditandai dengan disrupsi teknologi yang masif, termasuk perang dagang antara negara-negara maju. Ia menambahkan bahwa tantangan ini tidak hanya dihadapi Indonesia, namun juga negara-negara lain di dunia.
Hadapi Tantangan Era Digitalisasi
Dalam arahannya, Wisnu Handoko mengingatkan para lulusan Poltekpel Sulawesi Utara agar senantiasa terbuka terhadap perkembangan teknologi. Ia menekankan bahwa banyak pekerjaan akan berubah atau bahkan hilang seiring dengan semakin dominannya peran teknologi. Oleh karena itu, penguasaan teknologi industri 5.0 menjadi kunci bagi para pelaut untuk tetap relevan dan kompetitif.
Lebih lanjut, Wisnu Handoko juga menyoroti pentingnya adaptasi kurikulum dan proses pembelajaran di dunia pendidikan transportasi, khususnya pelayaran dan kepelabuhanan. Ia mendorong agar lembaga pendidikan lebih banyak memberikan ruang diskusi dan praktik, sehingga para mahasiswa dan peserta diklat tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga memiliki pengalaman nyata dalam menghadapi fenomena digital.
Menurutnya, kecepatan perkembangan teknologi menuntut respon yang cepat pula dari dunia pendidikan. "Semua begitu cepat dilakukan, sehingga itu yang menjadi tantangan bagi kita di dunia pendidikan transportasi khususnya pelayaran dan kepelabuhanan," tegas Wisnu Handoko.
Wisnu Handoko juga menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa, peserta diklat, dosen, dan instruktur untuk mempercepat proses adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Hal ini dianggap krusial untuk memastikan para pelaut Indonesia siap menghadapi tantangan di masa depan.
Penguasaan Teknologi Industri 5.0: Kunci Daya Saing Pelaut Indonesia
Para lulusan Poltekpel Sulawesi Utara, berjumlah 282 perwira transportasi laut, diharapkan mampu berkontribusi dalam memajukan sektor industri transportasi laut baik domestik maupun internasional. Mereka berasal dari Program Diploma III, Studi Nautika dan Permesinan Kapal, serta Diklat Peningkatan Ahli Nautika/Ahli Teknika Tingkat II hingga V. Direktur Poltekpel Sulawesi Utara, Detri Anwar, menyampaikan harapan agar para lulusan menjadi SDM transportasi laut yang sukses.
Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi di era industri 5.0, penguasaan teknologi menjadi sangat penting bagi para pelaut Indonesia. Hal ini tidak hanya untuk meningkatkan daya saing individu, tetapi juga untuk memajukan sektor maritim Indonesia secara keseluruhan. Kemenhub melalui BPSDMP terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor maritim agar mampu menghadapi tantangan global.
Pentingnya adaptasi terhadap teknologi ini juga ditekankan oleh Wisnu Handoko. Ia berharap para pelaut Indonesia tidak hanya mampu mengoperasikan teknologi, tetapi juga memahami dan mengembangkannya. Dengan demikian, pelaut Indonesia dapat menjadi aktor utama dalam kemajuan sektor maritim di era industri 5.0.
Kesimpulannya, Kemenhub mendorong para pelaut Indonesia untuk terus meningkatkan kompetensi dan penguasaan teknologi industri 5.0 sebagai kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan dan peluang di sektor maritim yang terus berkembang.