Pemkab Cianjur Gencar Sosialisasi: Tekan Angka Putus Sekolah dengan Cara Komprehensif
Pemkab Cianjur gencar sosialisasikan pentingnya pendidikan untuk menekan angka putus sekolah yang mencapai 48.118 anak, dengan pendekatan komprehensif melibatkan siswa, orang tua, dan perangkat desa.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, tengah gencar melakukan sosialisasi untuk menekan angka putus sekolah yang cukup mengkhawatirkan. Sosialisasi ini menyasar siswa, orang tua, dan bahkan perangkat desa, dengan pendekatan komprehensif untuk memastikan setiap anak di Cianjur mendapatkan akses pendidikan yang layak. Upaya ini dipicu oleh data yang menunjukkan masih banyaknya anak usia sekolah di Cianjur yang tidak mengenyam pendidikan, bahkan sebagian besar belum pernah bersekolah sama sekali.
Bupati Cianjur, Mohamad Wahyu Ferdian, menjelaskan bahwa sosialisasi ini tidak hanya sekedar menekankan pentingnya ijazah, melainkan lebih kepada pemahaman akan pentingnya pendidikan sebagai upaya peningkatan pola pikir dan kesejahteraan masyarakat. "Pendidikan penting bukan sebatas untuk mendapatkan ijazah," ujar Bupati Wahyu, "sehingga ini perlu dijelaskan atau disosialisasikan bahwa pendidikan penting sebagai upaya meningkatkan pola pikir, pemahaman, sehingga dapat menjamin kesejahteraan di masyarakat." Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Cianjur.
Langkah-langkah yang diambil Pemkab Cianjur termasuk memfasilitasi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di sekolah terdekat. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur, Ruhli Solehudin. Pihaknya menargetkan peningkatan RLS dari 7,3 tahun di 2024 menjadi 7,4 tahun di 2025. "Kami sudah meminta Dinas Pendidikan menjalankan program bagi siswa yang lulus dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dibantu masuk ke sekolah yang tidak jauh dari tempat tinggal-nya masing-masing," tambah Bupati Wahyu.
Upaya Komprehensif Tekan Angka Putus Sekolah
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur telah berupaya meningkatkan RLS selama dua tahun terakhir. Sukses menaikkan angka RLS dari 7,2 tahun menjadi 7,3 tahun pada tahun 2024, kini mereka menargetkan angka 7,4 tahun pada tahun 2025. Berbagai strategi diterapkan, termasuk sosialisasi pentingnya pendidikan dan kerja sama dengan perangkat desa untuk mendata anak-anak yang putus sekolah.
Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya sebatas imbauan, tetapi juga mencakup pendampingan bagi siswa dan orang tua. Pemerintah daerah berupaya memberikan kemudahan akses pendidikan, termasuk membantu siswa yang lulus untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di sekolah terdekat. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kendala jarak dan biaya yang seringkali menjadi penyebab putus sekolah.
Selain itu, pemerintah juga akan menindaklanjuti data anak-anak yang putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan. "Kami akan terus memperbaiki data melibatkan perangkat desa, RT/RW terkait anak yang tidak sekolah, DO (Drop Out), atau tidak melanjutkan pendidikan jumlahnya sesuai atau tidak, kami akan mendorong anak usia sekolah untuk didaftarkan ke lembaga pendidikan," jelas Ruhli Solehudin. Anak yang putus sekolah akan dititipkan ke sekolah terdekat, sementara anak di luar usia sekolah akan diarahkan ke pendidikan kesetaraan atau PKBM.
Data Anak yang Tidak Mengenyam Pendidikan di Cianjur
Berdasarkan data dari Kemendikbud atau Kemendikdasmen, terdapat 48.118 anak di Kabupaten Cianjur yang tidak mengenyam pendidikan. Angka ini terdiri dari berbagai kategori, termasuk 26.000 anak yang belum pernah bersekolah, 10.116 anak yang lulus namun tidak melanjutkan pendidikan (4.777 dari SD ke SMP dan 5.339 dari SMP ke SMA/SMK), dan 11.778 anak yang putus sekolah (DO) di berbagai jenjang pendidikan.
Rincian data DO meliputi 2.481 siswa SD, 3.768 siswa SMP, dan 5.538 siswa SMA/SMK. Selain itu, terdapat 26.229 anak yang tidak pernah bersekolah, dengan rincian 13.565 anak berusia di atas 15 tahun, 6.897 anak berusia 13-15 tahun, dan 5.767 anak berusia 7-12 tahun. Data ini menjadi dasar bagi Pemkab Cianjur untuk melakukan upaya lebih intensif dalam menekan angka putus sekolah.
Dengan berbagai upaya komprehensif yang dilakukan, diharapkan angka putus sekolah di Kabupaten Cianjur dapat ditekan secara signifikan. Peningkatan RLS dan aksesibilitas pendidikan menjadi kunci utama dalam mewujudkan Cianjur yang lebih maju dan berpendidikan.