Pertamina Resmi Operasikan Terminal LPG Bima: Perkuat Infrastruktur Energi Indonesia Timur
Pertamina Patra Niaga resmi mengoperasikan Terminal LPG Bima, NTB, sebagai proyek strategis nasional untuk memperkuat infrastruktur energi dan menjamin akses LPG yang merata di Indonesia Timur.
PT Pertamina (Persero), melalui Subholding Commercial & Trading PT Pertamina Patra Niaga, telah resmi mengoperasikan Terminal LPG Bima di Nusa Tenggara Barat (NTB). Peresmian proyek strategis nasional (PSN) ini dilakukan pada Jumat, 21 Februari 2025, sebagai bentuk komitmen Pertamina dalam memperkuat infrastruktur energi dan mendukung ketahanan energi nasional di Indonesia bagian timur. Proyek ini menjawab pertanyaan Apa (operasional Terminal LPG Bima), Siapa (Pertamina Patra Niaga), Di mana (Bima, NTB), Kapan (21 Februari 2025), Mengapa (memperkuat infrastruktur energi dan distribusi LPG), dan Bagaimana (melalui pembangunan terminal baru).
Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat Pertamina Patra Niaga, Eduward Adolof Kawi, menjelaskan bahwa pembangunan Terminal LPG Bima merupakan bagian dari penugasan pemerintah untuk mendukung program konversi energi dan memperkuat distribusi LPG di Indonesia timur. Proyek ini merupakan langkah strategis Pertamina dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap energi yang terjangkau dan merata. Dengan beroperasinya terminal ini, distribusi LPG diharapkan lebih efisien dan menjangkau wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit diakses.
Peresmian tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso; Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Bidang Infrastruktur, Energi, dan Investasi, Febry Calvin Tetelepta; dan perwakilan dari Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan pemerintah terhadap proyek strategis ini dan komitmen bersama dalam meningkatkan akses energi di Indonesia Timur.
Meningkatkan Akses Energi di Nusa Tenggara Barat
Sebelum beroperasinya Terminal LPG Bima, distribusi LPG ke Pulau Sumbawa, NTB, dilakukan melalui pengiriman skid tank menggunakan kapal landing craft tank (LCT) dari Terminal LPG Lombok. Sistem ini dinilai kurang efisien dan memiliki keterbatasan jangkauan. Dengan adanya terminal baru ini, distribusi LPG diharapkan menjadi lebih lancar dan menjangkau lebih banyak masyarakat di NTB.
Eduward Adolof Kawi menambahkan bahwa proyek ini bukan hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi juga merupakan bagian dari strategi besar Pertamina dalam memastikan ketahanan energi nasional. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden dalam menjaga ketahanan dan swasembada energi di Indonesia. "Dengan hadirnya terminal LPG ini, kami dapat memastikan distribusi LPG yang lebih efisien, merata, dan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama di daerah yang selama ini sulit mendapatkan akses energi," ujar Eduward.
Ia juga menekankan bahwa ketersediaan energi yang andal merupakan faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Diharapkan, Terminal LPG Bima akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat, industri, serta sektor UMKM di NTB dan sekitarnya.
Dukungan Pemerintah dan Kolaborasi Antar Lembaga
Sugiarto dari Kementerian ESDM menjelaskan bahwa pembangunan Terminal LPG Bima merupakan bagian dari penugasan pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2157 K/10/MEM/2017. Proyek ini merupakan salah satu dari empat lokasi pembangunan terminal LPG di Indonesia timur yang ditugaskan pemerintah.
Agus Eko Purnomo dari Kejaksaan Agung menjelaskan peran Kejaksaan Agung dalam memastikan proyek berjalan sesuai target, tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran. Sementara itu, Kadek Yuliartani dari Kementerian BUMN menekankan pentingnya kolaborasi antar-BUMN dalam memastikan kelancaran proyek. "Kolaborasi antar-BUMN menjadi kunci dalam memastikan proyek ini berjalan lancar. Alhamdulillah, pembangunan ini dapat diselesaikan sesuai timeline yang telah ditetapkan. Sebagai PSN, proyek ini menjadi fokus utama pemerintah dan diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat," katanya.
Pembangunan Terminal LPG Bima dimulai sejak Maret 2019 dan selesai pada akhir 2023. Meskipun sempat terhambat oleh pandemi COVID-19, proyek ini akhirnya dapat dioperasikan sesuai rencana. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen dan kerja keras semua pihak yang terlibat.
Dengan beroperasinya Terminal LPG Bima, diharapkan akses masyarakat terhadap energi LPG di Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya akan meningkat secara signifikan, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan memperkuat ketahanan energi nasional. Proyek ini menjadi bukti nyata komitmen Pertamina dan pemerintah dalam pemerataan akses energi di seluruh Indonesia.