Seratusan Pelajar SMA di Aceh Ikuti Simulasi Mitigasi Gempa Tsunami
Seratusan pelajar SMAN 6 Banda Aceh mengikuti simulasi mitigasi bencana gempa dan tsunami untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di wilayah rawan bencana.
Seratusan pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Banda Aceh, Aceh, mengikuti simulasi mitigasi bencana gempa dan tsunami pada Sabtu, 26 April 2024. Simulasi yang bekerja sama dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Aceh ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan para pelajar dalam menghadapi bencana alam yang sering melanda wilayah tersebut.
Simulasi dimulai saat para pelajar tengah mengikuti proses belajar mengajar. Tiba-tiba, gempa bumi kuat mengguncang bangunan sekolah, diiringi bunyi sirene tanda peringatan bencana. Para pelajar, dengan bimbingan guru, segera melakukan evakuasi menuju lapangan sekolah. Situasi ini mensimulasikan skenario bencana yang realistis, menguji kemampuan respon para pelajar.
Kejadian ini tidak hanya menguji kemampuan reaksi para pelajar, tetapi juga kemampuan guru dalam memimpin dan menenangkan para siswa yang panik. Setelah evakuasi, tim Palang Merah Remaja (PMR) sekolah segera melakukan pencarian dan pertolongan pertama kepada siswa yang mungkin mengalami cedera. Para guru memberikan pengarahan dan informasi terkini mengenai potensi tsunami, memastikan keselamatan seluruh siswa.
Simulasi Mitigasi Bencana: Upaya Kesiapsiagaan SMAN 6 Banda Aceh
Simulasi ini diikuti oleh 187 pelajar SMAN 6 Banda Aceh. Kepala sekolah, Khairul Razy, menjelaskan bahwa simulasi ini merupakan bagian dari kurikulum merdeka dan upaya sekolah untuk menjadi sekolah siaga bencana. Kegiatan ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional pada 26 April.
Khairul Razy menambahkan, "Simulasi ini merupakan edukasi kepada anak didik agar mereka memahami bagaimana menghadapi gempa dan tsunami, sehingga risiko dari sebuah bencana dapat dikurangi." Ia berharap pembelajaran dari simulasi ini dapat diterapkan di rumah dan lingkungan sekitar para pelajar.
Simulasi ini bukan hanya latihan reaksi terhadap bencana, tetapi juga latihan untuk membangun kesadaran dan kapasitas para pelajar dalam mengurangi dampak bencana. Dengan memahami prosedur evakuasi dan pertolongan pertama, diharapkan para pelajar dapat lebih siap menghadapi situasi darurat.
Selain itu, simulasi ini juga memberikan kesempatan bagi para guru untuk mengasah kemampuan kepemimpinan dan manajemen krisis mereka dalam situasi darurat. Dengan demikian, seluruh warga sekolah dapat bekerja sama secara efektif dalam menghadapi bencana.
Tanggapan FPRB Aceh terhadap Simulasi
Ketua FPRB Aceh, Hasan Dibangka, menekankan pentingnya simulasi ini untuk membangun kesadaran para pelajar sebagai sosok tangguh bencana. Aceh, khususnya Banda Aceh, merupakan wilayah yang rawan bencana gempa dan tsunami.
Hasan Dibangka menyatakan, "Dari simulasi ini, kami ingin melihat bagaimana respons pelajar terhadap bencana gempa dan tsunami. Kami berharap dari kegiatan ini terbangun kelompok tangguh bencana, sehingga risiko dari sebuah bencana dapat dikurangi." Simulasi ini dirancang untuk menguji dan meningkatkan kemampuan respon para pelajar dalam menghadapi bencana.
FPRB Aceh berperan penting dalam memberikan pelatihan dan panduan teknis dalam pelaksanaan simulasi. Mereka membantu memastikan simulasi berjalan sesuai standar dan memberikan evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang. Kerja sama ini menunjukkan komitmen bersama dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana di Aceh.
Lokasi SMAN 6 Banda Aceh di Gampong Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, memiliki sejarah yang terkait erat dengan bencana gempa dan tsunami dahsyat tahun 2004. Pengalaman tersebut menjadi landasan penting dalam menekankan pentingnya kesiapsiagaan bencana bagi generasi muda.
Simulasi ini tidak hanya sekedar latihan, tetapi juga upaya untuk menanamkan budaya sadar bencana sejak dini. Dengan pengalaman langsung dalam simulasi, diharapkan para pelajar dapat lebih memahami pentingnya kesiapsiagaan dan mampu mengambil tindakan yang tepat saat terjadi bencana.
Melalui simulasi ini, SMAN 6 Banda Aceh dan FPRB Aceh menunjukkan komitmen mereka dalam membangun masyarakat yang tangguh bencana. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi dampak buruk bencana di masa mendatang dan melindungi generasi muda Aceh.