Sleman Kembangkan Wisata Aman Pasca Tragedi Pantai Drini
Pasca tragedi tenggelamnya siswa di Pantai Drini, Sleman berkomitmen meningkatkan keamanan dan keselamatan wisata, termasuk pelatihan mitigasi bencana dan sosialisasi wisata aman.
Tragedi tenggelamnya 13 siswa SMPN 7 Mojokerto di Pantai Drini, Gunung Kidul, Yogyakarta pada 28 Januari 2025 lalu, menyoroti pentingnya keamanan dan keselamatan wisata di DIY. Empat siswa meninggal dunia akibat terjebak arus laut yang kuat, sementara sembilan lainnya berhasil diselamatkan. Peristiwa ini memicu berbagai reaksi, termasuk kekhawatiran akan keamanan objek wisata dan usulan penghentian kegiatan outing class. Kejadian ini terjadi saat matahari baru terbit, menambah keprihatinan atas kurangnya pengawasan dan antisipasi bahaya.
Kabupaten Sleman, yang memiliki banyak objek wisata unggulan, termasuk kawasan lereng Gunung Merapi, merespon tragedi ini dengan serius. Potensi bahaya di berbagai objek wisata, seperti wisata lava tour di lereng Merapi dengan risiko guguran awan panas dan banjir lahar, menjadi perhatian utama. Pemerintah Kabupaten Sleman berkomitmen untuk menciptakan objek wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan.
Berbagai upaya telah dan akan terus dilakukan untuk memastikan keselamatan wisatawan. Tidak hanya fokus pada objek wisata alam, tetapi juga wisata buatan dan edukasi turut menjadi perhatian. Ini merupakan langkah penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat dan wisatawan terhadap keamanan objek wisata di Sleman.
Komitmen Kabupaten Sleman dalam Meningkatkan Keselamatan Wisata
Pemerintah Kabupaten Sleman, melalui Dinas Pariwisata dan pemangku kepentingan terkait, gencar melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan wisatawan. Sosialisasi intensif kepada pengelola objek wisata dan desa wisata dilakukan secara berkala. Kerja sama yang erat dengan BPBD Kabupaten Sleman, BPPTKG, BMKG, dan pelaku usaha pariwisata juga terus dijalin untuk meminimalisir risiko bencana.
Dinas Pariwisata Sleman telah menyelenggarakan pelatihan mitigasi bencana dan pemetaan potensi bahaya di berbagai objek wisata. Sementara itu, Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman melakukan uji kelayakan kendaraan (ramchek) secara berkala terhadap jip wisata lava tour, serta memeriksa kelengkapan keamanan lainnya, termasuk SIM pengemudi dan helm pengaman.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Sleman, Kus Endarto, menekankan pentingnya sosialisasi sebagai upaya mitigasi bencana. "Sosialisasi ini merupakan salah satu upaya mitigasi bencana dan potensi bahaya di objek wisata," ujarnya. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, Arip Pramana, menambahkan bahwa pihaknya juga melakukan pemeriksaan kelengkapan pendukung keamanan lainnya untuk memastikan keselamatan wisatawan.
Semua upaya ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah daerah untuk menciptakan lingkungan wisata yang aman dan bertanggung jawab.
Pelatihan Mitigasi Bencana untuk Pelaku Pariwisata
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menyadari pentingnya pelatihan mitigasi bencana bagi para pelaku perjalanan pariwisata, khususnya tour leader. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Makwan, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang potensi bahaya di objek wisata dan cara mengantisipasinya.
"Melalui pelatihan ini, tour leader dapat memberikan pemahaman kepada wisatawan tentang potensi bencana dan cara menjaga keselamatan diri," kata Makwan. Pelatihan ini difokuskan pada bagaimana mengantisipasi bencana sejak dini dan meminimalisir jatuhnya korban. BPBD Sleman siap memberikan pelatihan ini, namun terkendala dalam menghubungi para pelaku jasa perjalanan wisata.
Meskipun BPBD Sleman telah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan melakukan pelatihan mitigasi bencana untuk pengelola objek wisata, pelatihan khusus untuk pelaku perjalanan wisata dianggap sangat penting karena mereka berperan sebagai pengawal rombongan sejak awal keberangkatan.
Dengan pelatihan ini diharapkan tour leader dapat memberikan arahan yang tepat kepada wisatawan agar mematuhi aturan dan imbauan di objek wisata, sehingga tercipta wisata yang aman dan bertanggung jawab.
Sosialisasi Wisata Aman dan Upaya Pemulihan Citra
Menanggapi imbauan beberapa kepala daerah untuk menghentikan sementara kegiatan outing class atau study tour, Dinas Pariwisata Sleman berupaya meyakinkan masyarakat bahwa objek wisata di Sleman aman dan banyak yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan edukatif. Banyak objek wisata sejarah budaya, seperti Candi Prambanan dan museum-museum, serta desa wisata yang berbasis budaya dan kearifan lokal, dapat menjadi tujuan edukasi bagi siswa.
Untuk menyosialisasikan keamanan dan potensi wisata edukatif di Sleman, Dinas Pariwisata Sleman akan melaksanakan travel dialog/table top ke Karawang dan Cirebon pada 24-26 Februari 2025. Sekitar 100 kepala SMA/SMK, SMP, dan agen travel akan diundang untuk mendapatkan informasi lengkap tentang pariwisata Sleman, termasuk aspek keamanan objek wisata.
Pelaku wisata lain, seperti hotel, restoran, dan toko oleh-oleh, juga dilibatkan dalam kegiatan ini. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang komprehensif dan meyakinkan kepada masyarakat luas tentang keamanan dan daya tarik wisata di Sleman.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Kabupaten Sleman berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan dan keselamatan wisata, serta memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan objek wisata di daerah tersebut. Hal ini penting untuk menjaga kelangsungan sektor pariwisata dan memberikan pengalaman wisata yang aman dan berkesan bagi semua pengunjung.