SMA Dempo Gelar Misa untuk Kenang Dua Alumni Pendaki Cartenz
SMA Dempo, Malang, akan menggelar misa arwah untuk mengenang Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, dua alumni yang meninggal dunia di Puncak Cartenz Pyramid karena AMS.
Tragedi jatuhnya dua pendaki gunung di Puncak Cartenz Pyramid, Papua Tengah, menyisakan duka mendalam, tak terkecuali bagi SMAK Santo Albertus atau SMA Dempo di Kota Malang. Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, dua alumni sekolah tersebut, meninggal dunia akibat acute mountain sickness (AMS) pada Sabtu, 1 Maret 2025, saat hendak turun dari puncak gunung.
Sebagai bentuk penghormatan dan doa, SMA Dempo akan menyelenggarakan misa arwah untuk mendiang Lilie dan Elsa. Inisiatif ini muncul dari teman-teman seangkatan kedua almarhumah yang menghubungi pihak sekolah.
Kepala Sekolah SMAK Santo Albertus, Antonius Sumardi, membenarkan rencana tersebut. "Alumni yang mempunyai inisiatif dengan menghubungi sekolah untuk mengadakan agenda (misa). Tanggal 7 Maret 2025 ada misa tujuh hari pada pukul 18:00 WIB di aula," ungkap Antonius dalam keterangannya pada Selasa, 4 Maret 2025.
Misa Arwah dan Kebersamaan Alumni
Misa arwah yang dijadwalkan pada 7 Maret 2025 pukul 18.00 WIB di aula SMA Dempo diperkirakan akan dihadiri oleh sekitar 200 orang. Antusiasme ini menunjukkan eratnya ikatan persaudaraan antar-alumni angkatan 1984, angkatan kelulusan Lilie dan Elsa.
Antonius menambahkan, berdasarkan catatan sekolah, Lilie dan Elsa tercatat sebagai siswi SMA Dempo dari tahun 1981 hingga lulus pada tahun 1984. "Itu data pokok yang ada di kami," ujarnya. Angkatan 1984 sendiri berjumlah 1984 orang, termasuk kedua almarhumah.
Solidaritas alumni angkatan 1984 memang patut diacungi jempol. Mereka tetap menjaga hubungan yang erat meskipun sudah puluhan tahun lulus dari SMA Dempo. "Lulusan tahun 84 ini luar biasa solidnya untuk ikatan persaudaraan. Sekolah sering mengundang para alumni untuk kegiatan alumni berbagi karir," puji Antonius.
Bahkan, sejak mendengar kabar duka, para alumni telah rutin mengadakan doa bersama secara daring. "Setiap malam, pukul 20:00 mereka (alumni) berdoa melalui zoom sampai pemakaman," tambah Antonius. Hal ini menunjukkan betapa besar rasa kehilangan dan kepedulian mereka terhadap Lilie dan Elsa.
Solidaritas Alumni dan Kenangan Terindah
Kejadian ini menyoroti tidak hanya tragedi pendakian, tetapi juga kekuatan ikatan persahabatan dan solidaritas alumni SMA Dempo. Kehilangan Lilie dan Elsa menjadi duka bersama yang menyatukan mereka dalam doa dan kenangan.
Misa arwah yang akan dilaksanakan bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi momen untuk mengenang jasa dan kontribusi kedua almarhumah selama menjadi siswi SMA Dempo dan sebagai bentuk penghormatan terakhir dari almamater dan teman-teman seperjuangannya.
Kegiatan doa bersama secara daring yang dilakukan setiap malam hingga proses pemakaman juga menunjukkan betapa eratnya ikatan persahabatan yang terjalin di antara para alumni. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa ikatan yang terbangun selama masa sekolah dapat bertahan lama dan memberikan dukungan moral yang kuat di saat-saat sulit.
Semoga misa arwah ini dapat memberikan penghiburan bagi keluarga dan teman-teman dekat Lilie dan Elsa, serta menjadi pengingat akan pentingnya persaudaraan dan solidaritas di antara sesama.
Semoga kisah Lilie dan Elsa menjadi pelajaran berharga bagi para pendaki gunung untuk selalu memperhatikan keselamatan dan mempersiapkan diri dengan matang sebelum melakukan pendakian.