Sumut Siapkan Revalidasi Toba Caldera: Target UNESCO 2025
Pemerintah Sumatera Utara gencar mempersiapkan kedatangan tim asesor UNESCO untuk revalidasi status Toba Caldera sebagai UNESCO Global Geopark pada Juni 2025 mendatang.
Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tengah bersiap menyambut kunjungan tim asesor UNESCO. Kunjungan ini bertujuan untuk proses revalidasi status Toba Caldera sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp). Kunjungan tersebut dijadwalkan pada Juni 2025. Persiapan matang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumut bersama Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BPTCUGGp).
Menurut Plt Kepala Disbudparekraf Provinsi Sumut, Dikky Anugerah, revalidasi ini merupakan evaluasi berkala untuk memastikan Toba Caldera tetap memenuhi standar geopark internasional. Standar tersebut meliputi pelestarian geologi, edukasi, dan pengembangan ekonomi masyarakat berbasis pariwisata berkelanjutan. Proses revalidasi ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan pemerintah kabupaten/kota di kawasan Danau Toba, pengelola geopark, komunitas lokal, dan mitra lintas sektor.
Dikky Anugerah menambahkan bahwa fokus utama persiapan meliputi kesiapan infrastruktur, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, penguatan edukasi geopark, dan strategi promosi. Persiapan yang dilakukan tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga mencakup penguatan komitmen terhadap pelestarian dan pemberdayaan masyarakat sekitar Danau Toba. Hal ini penting mengingat Toba Caldera sebelumnya mendapatkan "kartu kuning" dari UNESCO pada rapat di Maroko, September 2023 lalu.
Tantangan dan Optimisme Menuju Revalidasi
General Manajer Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark, Azizul Kholis, mengakui adanya tantangan dalam proses revalidasi ini, terutama transisi pemerintahan di tujuh kabupaten kawasan Danau Toba. Namun, ia optimistis bahwa proses adaptasi akan berlangsung cepat dan mendapat dukungan yang solid. Dukungan tersebut diharapkan dapat membantu dalam memenuhi standar yang ditetapkan UNESCO.
Azizul menekankan bahwa revalidasi ini merupakan momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan keseriusan dalam menjaga keberlanjutan geopark Toba Caldera di mata dunia. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam melestarikan warisan alam dan budaya sekaligus memberdayakan masyarakat lokal. Keberhasilan revalidasi akan berdampak positif bagi pariwisata dan perekonomian di kawasan Danau Toba.
Proses revalidasi ini bukan hanya sekadar mengejar standar internasional, tetapi juga merupakan upaya untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan Toba Caldera. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan pengelolaan Toba Caldera akan semakin baik dan berkelanjutan.
Selain Toba Caldera, beberapa geopark lain juga menerima "kartu kuning" dari UNESCO, termasuk Gua Zhijindong (Tiongkok), Taman Nasional Regional Luberon (Prancis), Madonie (Italia), dan Colca y Volcanes de Andagua (Peru). "Kartu kuning" ini merupakan peringatan dari UNESCO yang menandakan bahwa badan pengelola wilayah tersebut belum memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan. UNESCO memberikan waktu dua tahun untuk melakukan perbaikan sebelum dilakukan validasi ulang.
Persiapan Mendalam untuk Memenuhi Standar UNESCO
Untuk menghadapi revalidasi, Sumatera Utara melakukan berbagai persiapan. Persiapan ini meliputi:
- Peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata.
- Pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
- Penguatan program edukasi geopark untuk masyarakat.
- Penyusunan strategi promosi yang efektif untuk menarik wisatawan.
- Penguatan kerjasama dengan berbagai pihak terkait.
Dengan persiapan yang matang dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, diharapkan Toba Caldera dapat mempertahankan statusnya sebagai UNESCO Global Geopark dan bahkan meningkatkan kualitas pengelolaannya. Keberhasilan ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar Danau Toba.
Revalidasi Toba Caldera sebagai UNESCO Global Geopark pada Juni 2025 bukan hanya sekadar mempertahankan predikat, tetapi juga menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan. Suksesnya revalidasi ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar.