Tahukah Anda? Danantara dan USDFC Siap Gandeng Tangan untuk Pacu Investasi Mineral Kritis di Indonesia
Badan Pengelola Investasi Danantara menjajaki kerja sama dengan USDFC untuk mendorong Investasi Mineral Kritis di Indonesia, membuka peluang pendanaan berkelanjutan dan percepatan transisi energi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan langkah strategis Indonesia dalam menarik investasi global. Badan Pengelola Investasi Danantara kini tengah menjajaki kerja sama vital dengan U.S. International Development Finance Corporation (USDFC). Kolaborasi ini difokuskan pada sektor mineral kritis yang sangat strategis bagi masa depan ekonomi nasional.
Inisiatif penting ini diungkapkan Airlangga dalam sebuah konferensi pers di Jakarta pada Kamis (24/7). Penjajakan tersebut bertujuan untuk membiayai ekosistem investasi di bidang mineral kritis. Hal ini menunjukkan keterbukaan Indonesia terhadap aliran investasi dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.
Langkah konkret menuju kerja sama ini telah terwujud melalui serangkaian pertemuan penting. CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, telah bertemu dengan Chief of Staff USDFC, Conor Coleman, di Washington D.C. Pertemuan tersebut membahas peluang pendanaan berkelanjutan untuk proyek-proyek prioritas Indonesia.
Sinergi Strategis Danantara dan USDFC untuk Investasi Mineral Kritis
Langkah nyata kolaborasi antara Danantara dan USDFC ditunjukkan melalui pertemuan pada 14 Mei 2025. Dalam pertemuan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington D.C., Rosan Roeslani dan Conor Coleman membahas secara mendalam potensi pendanaan. Fokus utamanya adalah proyek-proyek prioritas di sektor transisi energi dan transformasi digital.
Danantara menegaskan komitmennya untuk memperkuat ekosistem investasi yang mendukung transformasi sektor energi dan digital. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat akses Indonesia terhadap pendanaan internasional. Pendanaan tersebut berbasis dampak, sekaligus mempercepat transisi menuju ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Coleman dari USDFC menyatakan keyakinannya terhadap potensi besar Indonesia. Ia melihat peluang signifikan dalam pengembangan ekonomi hijau dan digital. Menurutnya, kemitraan yang solid akan membuka peluang lebih luas bagi skema pembiayaan inovatif yang memiliki dampak langsung bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Memperkuat Hubungan Bilateral Melalui Investasi Sektor Strategis
Upaya penguatan hubungan bilateral tidak berhenti di situ. Pada 5 Mei 2025, Chief of Investment Officer Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, juga bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Pertemuan ini juga dihadiri oleh mantan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin di sela agenda Milken Institute Global Conference di Los Angeles.
Dalam kesempatan tersebut, kedua belah pihak menyampaikan keyakinan kuat bahwa hubungan Indonesia-AS dapat semakin diperkuat. Peningkatan investasi di sektor-sektor strategis menjadi kunci utama dalam upaya ini. Fokusnya adalah pada bidang-bidang yang memiliki dampak jangka panjang bagi perekonomian kedua negara.
Sektor-sektor strategis yang dibahas meliputi ketahanan energi, hulu dan hilir energi, serta infrastruktur digital. Komitmen ini menunjukkan upaya bersama untuk menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan. Hal ini juga sejalan dengan visi keterbukaan Indonesia terhadap mitra global, termasuk Uni Eropa melalui perusahaan Prancis seperti Eramet.