Tausyiah Ulama: Bentuk Cinta untuk Indonesia yang Lebih Baik, Kata Wapres Ma'ruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa tausyiah ulama kepada pemerintah merupakan wujud kepedulian dan cinta untuk kemajuan Indonesia, meskipun tidak semua nasihat langsung dijalankan.
Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin memberikan pernyataan penting mengenai makna tausyiah ulama kepada pemerintah. Dalam Silaturahmi Nasional Ormas-Ormas Islam dan Halal Bihalal Idul Fitri 1446 Hijriah Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Asrama Haji Jakarta, Kamis, 24 April 2024, Wapres Ma'ruf Amin menegaskan bahwa tausyiah tersebut merupakan bentuk nyata dari kecintaan ulama terhadap bangsa dan negara. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas berbagai nasihat yang kerap disampaikan oleh para ulama kepada pemerintah.
Menurut Wapres Ma'ruf Amin, "Pemberian nasihat kepada pihak yang dicintai. Jadi ketika ulama itu memberi nasihat, memberi tausyiah, maka tausyiah itu kepada pihak yang dicintai. Nah ketika kepada pemerintah, itu berarti majelis ulama mencintai pemerintah." Beliau menekankan bahwa tujuan utama dari tausyiah ini adalah agar pemerintah dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya hubungan erat antara peran ulama dan pemerintah dalam membangun bangsa.
Meskipun tidak semua tausyiah ulama langsung dijalankan pemerintah, Wapres Ma'ruf Amin menekankan pentingnya sikap sabar dan konsistensi para ulama. Beliau menyatakan, "Saya kira ada yang diterima. Ada yang belum diterima." Namun, beliau menambahkan, "Kalau diterima, Alhamdulillah. Kalau belum diterima, tausyiah lagi. Tausyiah untuk sabar. Artinya, tidak berhenti." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya peran ulama sebagai pengingat dan pembimbing bagi pemerintah dalam menjalankan amanah rakyat.
Era Pasca-Kebenaran dan Peran Ulama
Wapres Ma'ruf Amin juga menyoroti tantangan di era post truth atau era pasca-kebenaran. Di era ini, garis antara kebenaran dan kebatilan menjadi kabur akibat perkembangan teknologi informasi dan media sosial. Dalam konteks ini, peran ulama menjadi semakin penting untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya kebenaran dan nilai-nilai luhur.
Oleh karena itu, Wapres Ma'ruf Amin mendorong para ulama untuk terus memberikan tausyiah sebagai sarana untuk mengingatkan kebenaran dan membimbing umat. Tausyiah, menurut beliau, menjadi alat penting dalam menghadapi tantangan era pasca-kebenaran yang penuh dengan informasi yang menyesatkan.
Lebih lanjut, Wapres Ma'ruf Amin menekankan tugas berat ulama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara lahir dan batin, baik di dunia maupun akhirat. Beliau meminta para ulama untuk senantiasa bersabar dan konsisten dalam menyampaikan tausyiah, karena proses membangun masyarakat yang sejahtera membutuhkan kesabaran dan ketekunan.
Kesimpulan
Pernyataan Wapres Ma'ruf Amin memberikan penekanan penting pada peran ulama dalam konteks pemerintahan dan kehidupan berbangsa. Tausyiah ulama, sebagai wujud cinta dan kepedulian, diharapkan dapat menjadi pemandu bagi pemerintah dalam menjalankan tugasnya untuk menyejahterakan rakyat Indonesia. Di tengah tantangan era pasca-kebenaran, peran ulama dalam mengingatkan kebenaran dan nilai-nilai luhur menjadi semakin krusial.