Tren Gaya Hidup Dorong Inovasi Industri Kopi Indonesia
Perubahan gaya hidup di perkotaan mendorong industri kopi Indonesia berinovasi, dengan fokus pada rasa, relaksasi, dan kemasan ramah lingkungan.
Industri kopi Indonesia tengah mengalami transformasi signifikan, didorong oleh perubahan gaya hidup di kota-kota besar seperti Jakarta. Kebiasaan dan budaya minum kopi yang terus berkembang memaksa produsen untuk berinovasi dan memenuhi kebutuhan generasi baru penikmat kopi. Studi Innova Market Insight 2025, bekerja sama dengan Tetra Pak, mengungkapkan temuan menarik dari survei terhadap 1.500 penikmat kopi di Indonesia. Studi tersebut mengungkap apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana perubahan gaya hidup ini memengaruhi industri kopi.
Studi tersebut menunjukkan bahwa rasa yang enak masih menjadi alasan utama (64 persen) konsumsi kopi siap minum (RTD). Selain itu, relaksasi (62 persen) dan sensasi bahagia (50 persen) juga menjadi faktor penting. Marketing Director for Malaysia, Singapore, Philippines and Indonesia Tetra Pak, John Jose, menjelaskan bahwa temuan ini memberikan peluang besar bagi produsen kopi yang sudah ada dan juga bagi pemain baru di pasar.
Lebih lanjut, studi tersebut juga menyoroti pentingnya gaya hidup sehat (42 persen) dan penggunaan kemasan ramah lingkungan serta dapat didaur ulang sebagai pertimbangan konsumen dalam memilih kopi RTD. Praktisnya kopi RTD juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat perkotaan yang memiliki mobilitas tinggi.
Generasi Z dan Preferensi Rasa Kopi
Studi Innova Market Insight 2025 juga mengungkapkan preferensi Generasi Z (12-27 tahun) terhadap kopi dengan cita rasa intens (60 persen). Hal ini menunjukkan peluang bagi produsen untuk menghadirkan produk dengan rasa yang lebih kuat dan kaya. "Pertimbangan terakhir ini menjadi peluang bagi produsen kopi untuk menghadirkan minuman yang menekankan kepada citra rasa dan kekayaan produk," kata John Jose.
Konsumsi kopi RTD di Indonesia cukup tinggi, dengan 41 persen konsumen mengonsumsi kopi RTD, dan 22 persen di antaranya mengonsumsi setiap hari bahkan lebih dari satu kali. Waktu konsumsi kopi RTD paling banyak antara sore (43 persen) hingga malam hari (35 persen).
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor kopi Indonesia selama Januari-September 2024 mencapai 342,22 ribu ton, dengan nilai 1,49 miliar dolar AS (setara Rp25,1 triliun). Angka ini menunjukkan potensi besar industri kopi Indonesia di pasar global.
Kesimpulan
Perubahan gaya hidup dan preferensi konsumen yang semakin beragam mendorong industri kopi Indonesia untuk terus berinovasi. Fokus pada rasa, pengalaman, kemasan ramah lingkungan, dan kepraktisan menjadi kunci keberhasilan di pasar yang kompetitif ini. Data ekspor yang tinggi menunjukkan potensi besar industri kopi Indonesia untuk terus berkembang di masa mendatang.