Umat Katolik Bandarlampung Gelar Misa Requiem untuk Paus Fransiskus
Misa Requiem khidmat diadakan di Bandarlampung untuk mengenang Paus Fransiskus, sosok pemimpin yang rendah hati dan mengajarkan pentingnya persaudaraan serta pelestarian lingkungan.
Umat Katolik di Bandarlampung, Lampung, menggelar Misa Requiem untuk mendoakan mendiang Paus Fransiskus. Misa yang khidmat ini dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada pemimpin spiritual yang telah wafat pada Senin, 21 April 2024. Peristiwa ini menyatukan umat Katolik dalam doa dan refleksi atas jasa-jasa almarhum Paus Fransiskus bagi Gereja Katolik sedunia.
Misa Requiem yang diselenggarakan di Paroki Santo Yohanes Rasul Kedaton pada Rabu malam, 23 April 2024, tidak hanya sebagai penghormatan, tetapi juga sebagai bagian dari perayaan Ekaristi Oktaf Paskah. Romo Paroki RD Petrus Tripomo memimpin misa tersebut, menyampaikan homili yang mengharukan dan mengenang sosok Paus Fransiskus.
Kehilangan sosok Paus Fransiskus dirasakan mendalam oleh umat Katolik di Indonesia. Beliau dikenal karena kerendahan hati, keterbukaan, dan kemampuannya menyatukan umat dari berbagai latar belakang. Wafatnya menjadi duka bagi seluruh umat Katolik, tetapi juga menjadi momentum untuk merenungkan pesan-pesan yang telah disampaikannya selama hidupnya.
Mengenang Keteladanan Paus Fransiskus
Romo Petrus Tripomo dalam homilinya menyampaikan kekagumannya pada sosok Paus Fransiskus. "Mendiang Bapa Suci Paus Fransiskus selalu mengingatkan kita bahwa Ekaristi itu menjadi kebutuhan umat akan Tuhan, dan kerinduan umat akan perjamuan bersama Tuhan ini harus terus dilakukan oleh umat," katanya. Beliau juga menekankan pentingnya pesan Paus Fransiskus tentang persaudaraan di tengah keberagaman Indonesia.
Paus Fransiskus, menurut Romo Petrus, mengajarkan pentingnya menjaga persaudaraan meskipun di tengah perbedaan agama, suku, dan bahasa. "Akan tetapi kita semua diajak tetap bersaudara dalam perbedaan yang ada, ini merupakan teladan akan kerendahan hati Bapa Paus Fransiskus," tambahnya. Pesan ini sangat relevan bagi Indonesia yang majemuk dan pluralis.
FX Nur Santoso, umat Katolik dan Ketua Stasi Kedaton, mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus. "Sebab beliau sudah menjadi teladan bagi keluarga, anak-anak, biarawan, biarawati," ujarnya. Keteladanan Paus Fransiskus, menurutnya, tidak hanya dalam konteks keagamaan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu keteladanan yang paling diingat adalah ajaran Paus Fransiskus tentang pentingnya mengasihi dan menjaga alam ciptaan Tuhan. "Mendiang Bapa Paus Fransiskus mengajarkan kita saling menjaga dan mengasihi terutama lingkungan, semua harus dijaga jangan sampai lingkungan rusak," tambah FX Nur Santoso. Ajaran ini sejalan dengan kepedulian terhadap lingkungan hidup yang semakin mendesak di era sekarang.
Misa Requiem Berlanjut
Misa Requiem untuk Paus Fransiskus tidak hanya dilakukan di Paroki Santo Yohanes Rasul Kedaton. Umat Katolik di Provinsi Lampung juga akan menyelenggarakan Misa Requiem di berbagai tempat, salah satunya di Katedral Tanjung Karang pada pukul 18.00 WIB. Hal ini menunjukkan betapa besarnya rasa hormat dan kehilangan yang dirasakan oleh umat Katolik di Lampung atas wafatnya Paus Fransiskus.
Rangkaian Misa Requiem ini menjadi bukti nyata penghormatan dan kesedihan umat Katolik atas kepergian pemimpin spiritual mereka. Semoga melalui Misa Requiem ini, umat Katolik dapat semakin menghayati pesan-pesan Paus Fransiskus dan meneruskan warisannya dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih dari sekedar upacara keagamaan, Misa Requiem ini juga menjadi momentum untuk mempererat persaudaraan dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, sesuai dengan ajaran Paus Fransiskus yang selalu menekankan pentingnya persatuan dan pelestarian alam.