Unhas Prioritaskan Kesehatan Mental Karyawan, Ciptakan Lingkungan Kerja Nyaman dan Produktif
Universitas Hasanuddin (Unhas) selenggarakan bimbingan teknis kesehatan mental untuk karyawan, guna menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan produktif, serta mencegah gangguan mental.
Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Sulawesi Selatan, menaruh perhatian serius terhadap kesehatan mental para karyawannya. Pada Selasa, 6 Mei 2024, Subdirektorat Sistem Jaminan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Kesejahteraan (K3K) Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) Unhas menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) kesehatan mental. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan kepedulian terhadap isu kesehatan mental di lingkungan kerja Unhas, serta mendorong terciptanya lingkungan yang sehat, aman, dan produktif.
Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus gangguan mental di berbagai tempat kerja. Prof. Lalu Muhammad Saleh, Kepala Subdirektorat K3K Unhas, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya memperhatikan kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental karyawan. "Kesehatan mental merupakan isu yang harus kita hadapi bersama. Saat ini, kita melihat semakin banyak kasus terkait gangguan mental," ujarnya, "maka harus dibangun kesadaran kesehatan tempat kerja bukan hanya soal fisik tetapi juga kesehatan mental dengan menciptakan ruang yang lebih empatik, terbuka, dan mendukung satu sama lain."
Dukungan terhadap program ini datang dari berbagai pihak di Unhas. Prof. Idar Mappangara, Direktur SDM Unhas, menyatakan target "zero accident" dan keinginan menjadikan Unhas sebagai tempat kerja ternyaman, baik secara fisik maupun psikologis. Hal senada disampaikan Prof. Farida Patittingi, Wakil Rektor Bidang SDM, Alumni, dan Sistem Informasi Unhas, yang menambahkan bahwa kesehatan mental berperan penting dalam membentuk semangat kerja dan tidak boleh dianggap sepele. "Isu kesehatan mental sering kali diabaikan di lingkungan kerja, padahal sangat menentukan produktivitas dan kenyamanan. Mental health harus menjadi prioritas, bukan hal yang dianggap sepele," tegas Prof. Farida.
Membangun Kesadaran Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja
Bimtek kesehatan mental Unhas menghadirkan dr. Sonny Teddy Lisal, SpKJ, sebagai narasumber. Dalam paparannya, dr. Sonny menjelaskan pentingnya kesehatan mental dalam mendukung produktivitas dan efektivitas kerja. "Orang dengan kesehatan mental yang baik akan mampu bekerja secara optimal dan menjalankan perannya dengan efektif, maka itulah kenapa kesehatan mental sangat penting kita perhatikan," tuturnya. Ia juga memaparkan berbagai faktor penyebab gangguan mental, antara lain faktor biologis (genetik), psikologis (trauma masa lalu dan stres berkepanjangan), serta faktor lingkungan seperti tekanan sosial dan lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Untuk mencegah gangguan mental, dr. Sonny memberikan beberapa anjuran, seperti menjaga pola hidup sehat, membangun hubungan sosial yang positif, dan mengelola stres dengan baik. "Work-life balance jadi satu kunci penting dalam menjaga kesehatan mental. Menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi bukan hanya soal membagi waktu, tetapi juga soal kualitas hidup," imbuhnya. Bimtek ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif kepada para peserta mengenai kesehatan mental dan langkah-langkah praktis untuk menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja.
Bimtek ini juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan empatik. Peserta diajak untuk saling mendukung dan menciptakan budaya kerja yang sehat, di mana karyawan merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah kesehatan mental mereka tanpa rasa takut atau stigma. Unhas berharap melalui inisiatif ini, lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif dapat tercipta, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan pada akhirnya berkontribusi pada keberhasilan institusi.
Langkah Konkret Unhas dalam Menciptakan Lingkungan Kerja Sehat
Universitas Hasanuddin tidak hanya berhenti pada penyelenggaraan bimtek. Pihak universitas berkomitmen untuk terus berupaya menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental karyawan. Langkah-langkah konkret yang akan dilakukan antara lain adalah penyediaan akses layanan konseling dan dukungan psikologis bagi karyawan yang membutuhkan, pelatihan bagi para pemimpin dan manajer untuk mengenali dan mengatasi masalah kesehatan mental di tempat kerja, serta sosialisasi dan kampanye secara berkala mengenai pentingnya kesehatan mental.
Selain itu, Unhas juga berencana untuk meninjau dan memperbaiki kebijakan-kebijakan internal yang mungkin berkontribusi pada stres kerja. Hal ini meliputi evaluasi beban kerja, jam kerja, dan sistem manajemen yang lebih humanis. Dengan langkah-langkah komprehensif ini, Unhas berharap dapat menciptakan budaya kerja yang lebih sehat dan berkelanjutan, di mana setiap karyawan dapat merasa dihargai, didukung, dan terlindungi kesejahteraan mentalnya. Komitmen Unhas ini patut diapresiasi sebagai contoh baik bagi institusi lain dalam memprioritaskan kesehatan mental karyawan.
Dengan mengutamakan kesehatan mental karyawan, Unhas menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan produktivitas dan kesejahteraan sumber daya manusianya. Inisiatif ini tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga berkontribusi pada terciptanya lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif. Semoga langkah Unhas ini dapat menginspirasi institusi lain untuk memberikan perhatian yang sama terhadap kesehatan mental karyawan mereka.
Universitas Hasanuddin menunjukkan komitmen yang kuat dalam membangun lingkungan kerja yang sehat dan produktif dengan memprioritaskan kesehatan mental karyawannya. Hal ini menunjukkan bahwa Unhas tidak hanya fokus pada prestasi akademik, tetapi juga pada kesejahteraan seluruh civitas akademika.