Waspada Jebakan Gaji Besar: Menko PM Ingatkan Calon Pekerja Migran Indonesia agar Selektif
Menko PM Abdul Muhaimin Iskandar mengingatkan calon Pekerja Migran Indonesia untuk tidak mudah tergiur tawaran gaji besar palsu yang berujung eksploitasi.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Abdul Muhaimin Iskandar, baru-baru ini mengeluarkan peringatan penting kepada masyarakat Indonesia. Peringatan tersebut disampaikan terkait tawaran pekerjaan di luar negeri yang menggiurkan dengan iming-iming gaji besar.
Berbicara di Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu lalu, Menko PM menekankan pentingnya kehati-hatian. Setiap individu yang berencana bekerja di luar negeri harus memastikan telah memiliki informasi yang lengkap dan akurat mengenai penyedia lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, serta syarat dan ketentuan yang berlaku.
Imbauan ini muncul sebagai respons terhadap maraknya kasus penipuan. Banyak warga yang berangkat sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) justru menjadi korban pihak tidak bertanggung jawab, terjebak dalam janji-janji palsu mengenai penghasilan yang fantastis.
Modus Penipuan dan Eksploitasi PMI
Menko PM Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, menegaskan bahwa banyak kasus penipuan berawal dari iming-iming nominal gaji yang sangat tinggi. Modus ini seringkali menjadi jebakan bagi calon PMI yang kurang informasi atau terdesak kebutuhan ekonomi.
Sayangnya, begitu tiba di negara tujuan, para PMI seringkali tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan yang dijanjikan. Lebih parah lagi, jumlah gaji yang diterima jauh berbeda, bahkan tidak sebesar yang telah diiming-imingkan sebelumnya.
“Banyak yang terjebak dalam tipuan pekerja di luar negeri, karena mendapat info mengenai salary atau gaji yang tinggi. Itu yang biasanya menjadi jebakan untuk menjadi bagian dari sistem eksploitasi,” ujar Menko PM Muhaimin Iskandar, menekankan bahwa kondisi ini seringkali berujung pada eksploitasi pekerja.
Pentingnya Selektivitas dan Pengawasan Pemerintah
Selain informasi pekerjaan, Menko PM juga menyatakan bahwa masyarakat yang akan bekerja ke luar negeri harus memiliki pengetahuan memadai tentang kondisi negara tujuan. Pemahaman ini krusial untuk meningkatkan kehati-hatian dalam memilih negara dan jenis pekerjaan yang sesuai.
“Kepada semua warga bangsa, benar-benar harus selektif memilih pekerja di luar negeri. Jangan percaya info Facebook yang belum tentu akurat,” tegas Muhaimin Iskandar, mengingatkan agar tidak mudah terpengaruh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya, terutama dari media sosial.
Oleh karena itu, Kemenko PM berkomitmen untuk terus memperkuat pengawasan terhadap proses perekrutan calon pekerja migran. Tujuannya adalah untuk mencegah warga negara Indonesia menjadi korban tindak kriminal dan eksploitasi.
Selain pengawasan, Kemenko PM juga akan meningkatkan intensitas program pelatihan dan pemberdayaan bagi calon PMI. Upaya ini dirancang agar seluruh proses, dari hulu hingga hilir, terkonsep secara sistematis dan memberikan perlindungan maksimal bagi Pekerja Migran Indonesia.