Batalnya Naturalisasi Djenna de Jong: PSSI Tegaskan Proses Transparan, Tak Ada Pemain Titipan
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjelaskan alasan batalnya naturalisasi Djenna de Jong, menegaskan proses naturalisasi transparan dan pelatih memiliki peran utama dalam menentukan pemain.
Proses naturalisasi Djenna de Jong, pemain sepak bola putri yang sempat digadang-gadang memperkuat Timnas Indonesia, resmi dibatalkan. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, pada Selasa di Jakarta Pusat. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan di publik, terutama setelah Djenna sendiri menyatakan mengundurkan diri dari proses naturalisasi karena merasa diperlakukan tidak profesional oleh PSSI.
Erick Thohir menjelaskan bahwa pembatalan proses naturalisasi bukanlah hal yang luar biasa. Ia menekankan bahwa proses tersebut selalu dilakukan secara transparan dan keputusan akhir berada di tangan pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki. "Untuk program naturalisasi, semua naturalisasi itu diproses secara transparan dan diputuskan oleh pelatihnya. Artinya banyak juga pemain naturalisasi di zaman sebelum-sebelumnya, juga ada yang kita tidak lanjutkan prosesnya," jelas Erick.
Pembatalan naturalisasi Djenna de Jong ini terjadi setelah sebelumnya ia menjadi perbincangan hangat di media sosial. Pemain muda berbakat yang malang melintang di liga Belanda dan Jerman ini mengungkapkan kekecewaannya melalui unggahan di Instagram pribadinya. Ia merasa diperlakukan tidak profesional selama proses naturalisasi dan memutuskan untuk tidak melanjutkan proses tersebut.
Alasan Dibalik Pembatalan Naturalisasi
Erick Thohir menegaskan bahwa keputusan untuk membatalkan naturalisasi Djenna de Jong murni berdasarkan penilaian pelatih. Tidak ada intervensi atau tekanan dari pihak lain. "Ya karena tadi tidak lain, ya tentu standar atau keinginan daripada seorang pelatih ataupun kami di PSSI membangun sebuah tim itu kan harus benar-benar transparan, tidak ada pemain titipan dan standar yang ada dengan kualitas juga yang bisa kita sesuai dengan kriterianya," tegas Erick.
Dengan demikian, PSSI menekankan bahwa setiap pemain yang dinaturalisasi harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh pelatih dan sesuai dengan kebutuhan tim. Proses seleksi yang ketat dan transparan bertujuan untuk membangun tim yang kuat dan kompetitif, tanpa intervensi dari pihak luar.
Djenna de Jong sendiri, dalam unggahan Instagram-nya, menyatakan: "Semua ini membuat saya memutuskan untuk tidak lagi bermain untuk Indonesia. Saya tahu harga diri saya sebagai pribadi dan juga sebagai pemain, jadi ini adalah pilihan yang sudah dipertimbangkan dengan matang." Unggahan ini semakin memperkuat pernyataan PSSI terkait transparansi proses naturalisasi.
Proses Naturalisasi dan Standar Kualitas
Proses naturalisasi pemain sepak bola di Indonesia memang selalu menjadi sorotan publik. Terdapat berbagai pertimbangan, mulai dari kualitas pemain hingga aspek administratif. PSSI tampaknya ingin memastikan bahwa setiap pemain yang dinaturalisasi benar-benar mampu memberikan kontribusi positif bagi Timnas Indonesia.
Dengan adanya kasus Djenna de Jong, PSSI kembali menegaskan komitmennya terhadap transparansi dan profesionalisme dalam proses naturalisasi. Hal ini diharapkan dapat mencegah kontroversi dan menjaga kepercayaan publik terhadap organisasi sepak bola nasional.
Proses naturalisasi pemain sebelumnya, seperti Estella Loupatty dan Noa Leatomu, berjalan lancar dan berhasil. Namun, kasus Djenna de Jong menunjukkan bahwa tidak semua proses naturalisasi akan selalu berhasil, dan keputusan akhir tetap berada di tangan pelatih yang bertanggung jawab atas performa tim.
Kesimpulan
Pembatalan naturalisasi Djenna de Jong menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam proses naturalisasi pemain sepak bola. Transparansi dan profesionalisme harus tetap dijaga agar tidak terjadi kesalahpahaman dan menjaga kredibilitas PSSI.