Taufik Hidayat: Prestasi Olahraga Butuh Proses, Bukan Instan!
Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat, menekankan pentingnya proses dan realisme dalam mencapai prestasi olahraga, menanggapi tekanan publik terhadap tim bulu tangkis Indonesia pasca Piala Sudirman 2025.
Tangerang, 6 Mei 2025 - Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora), Taufik Hidayat, memberikan pernyataan tegas terkait harapan publik terhadap prestasi instan dalam dunia olahraga. Pernyataan ini disampaikan menyusul hasil Piala Sudirman 2025 dan tekanan yang diterima tim bulu tangkis Indonesia. Beliau menekankan bahwa membangun prestasi olahraga membutuhkan proses yang matang dan kerjasama yang solid antar berbagai pihak, bukan hasil yang instan.
Dalam wawancara dengan ANTARA di Tangerang Senin malam, Taufik Hidayat menyatakan, "Butuh proses. Ini butuh chemistry antara pengurus yang baru, dengan pemain, dengan pelatih yang baru. Ini ke depannya bisa lebih baik." Pernyataan ini sekaligus menjadi jawaban atas pertanyaan publik mengenai capaian tim bulu tangkis Indonesia di Piala Sudirman 2025.
Meskipun tim bulu tangkis Indonesia berhasil meraih medali perunggu, Taufik Hidayat tetap menggarisbawahi pentingnya realisme dalam melihat capaian tersebut. Beliau mengapresiasi kerja keras Jonatan Christie dan seluruh tim, namun juga menekankan perlunya evaluasi dan perbaikan di berbagai sektor.
Harus Realistis: Indonesia Miliki Kekurangan dan Kelebihan
Sebagai Wakil Ketua Umum I Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI), Taufik Hidayat mengajak semua pihak untuk bersikap realistis. Indonesia, menurutnya, masih memiliki kekurangan di beberapa sektor, meskipun juga memiliki kelebihan di sektor lain. "Iya, kalau menanya target kan semua orang pasti ingin juara. Tapi kita olahraga ini kan harus realistis, bahwa kita di lima sektor memang ada kekurangan, ada kelebihan juga," ujarnya.
Taufik Hidayat juga menjelaskan bahwa target juara memang menjadi dambaan semua pihak. Namun, penting untuk memahami kondisi riil dan potensi yang dimiliki Indonesia. Perlu strategi jangka panjang yang terukur untuk mengatasi kekurangan dan memaksimalkan kelebihan yang ada.
Lebih lanjut, Taufik Hidayat menekankan pentingnya membangun sinergi antara pengurus, pelatih, dan pemain. Kerjasama yang harmonis dan saling mendukung akan menjadi kunci keberhasilan dalam meraih prestasi olahraga yang lebih baik di masa mendatang.
Menuju Olimpiade: Harapan Besar di Masa Mendatang
Sebelumnya, seusai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta, Taufik Hidayat juga menyampaikan pandangannya mengenai persaingan olahraga internasional. Beliau mengakui bahwa Indonesia belum bisa unggul di semua sektor jika dibandingkan dengan negara-negara seperti China.
Namun, Taufik Hidayat tetap optimis menatap masa depan. "Tapi untuk jangka panjang, terutama menuju Olimpiade, kita punya harapan yang besar," katanya. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan beliau terhadap potensi atlet Indonesia dan komitmen untuk terus berbenah demi mencapai prestasi gemilang di kancah internasional.
Proses pembinaan atlet yang berkelanjutan dan terencana menjadi kunci utama dalam meraih prestasi di Olimpiade. Hal ini membutuhkan komitmen jangka panjang dari semua pihak yang terlibat, termasuk pemerintah, PBSI, pelatih, dan para atlet itu sendiri.
Membangun Mental Juara: Bukan Sekadar Prestasi Instan
Taufik Hidayat, dengan pengalamannya sebagai legenda bulu tangkis Indonesia, memahami betul betapa pentingnya proses dalam membangun mental juara. Prestasi olahraga bukan sekadar tentang kemenangan instan, tetapi juga tentang proses pembelajaran, ketahanan mental, dan kerja keras yang konsisten.
Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para atlet untuk berkembang, baik dari segi pelatihan, dukungan mental, maupun manajemen tim yang solid. Dengan demikian, para atlet dapat fokus pada peningkatan kemampuan dan pencapaian prestasi secara bertahap dan berkelanjutan.
Kesimpulannya, pernyataan Taufik Hidayat memberikan perspektif yang penting dalam konteks pencapaian prestasi olahraga di Indonesia. Butuh proses, kerja keras, dan realisme untuk meraih prestasi yang gemilang, bukan sekadar mengejar hasil instan.