IKG Bali Terendah Ketiga Nasional, Ketimpangan Gender Menurun!
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Bali 2024 terendah ketiga nasional, menunjukkan penurunan ketimpangan gender di Pulau Dewata.

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali baru-baru ini mengumumkan kabar baik terkait indeks ketimpangan gender di Provinsi Bali. Berdasarkan data yang dirilis, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Bali tahun 2024 menempati posisi ketiga terendah di Indonesia. Pencapaian ini menunjukkan adanya perbaikan signifikan dalam kesetaraan gender di Bali, sebuah pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya yang kaya.
Kepala BPS Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, menjelaskan bahwa IKG Bali 2024 sebesar 0,183. Angka ini berada di atas DKI Jakarta (0,147) dan Yogyakarta (0,163), namun jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 0,421. Perbandingan ini menegaskan posisi Bali sebagai salah satu provinsi dengan ketimpangan gender terendah di Indonesia. Prestasi ini merupakan hasil kerja keras berbagai pihak dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender.
Lebih lanjut, Agus Gede memaparkan bahwa angka IKG Bali 2024 menunjukkan penurunan sebesar 0,056 poin dibandingkan tahun 2023 (0,239). Penurunan ini menandakan adanya kemajuan nyata dalam mengurangi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di berbagai aspek kehidupan. Hal ini patut diapresiasi sebagai langkah positif dalam membangun Bali yang lebih inklusif dan adil.
Analisis Indeks Ketimpangan Gender Bali
BPS Bali menggunakan tiga dimensi utama dalam mengukur IKG, yaitu kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan pasar tenaga kerja. Dimensi kesehatan reproduksi dinilai dari penurunan angka perempuan yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan dan di bawah usia 20 tahun. Perbaikan pada indikator ini menunjukkan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi bagi perempuan di Bali.
Dimensi pemberdayaan difokuskan pada persentase perempuan di legislatif dan tingkat pendidikan perempuan usia 25 tahun ke atas yang telah menyelesaikan pendidikan SMA atau lebih tinggi. Meskipun terdapat peningkatan kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam hal partisipasi di legislatif dan pendidikan tinggi, secara keseluruhan dimensi pemberdayaan menunjukkan tren positif.
Pada dimensi pasar tenaga kerja, BPS Bali membandingkan partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan. Terdapat peningkatan kesenjangan dalam hal ini, dengan partisipasi angkatan kerja laki-laki meningkat sementara perempuan menurun. Namun, secara keseluruhan, gabungan ketiga dimensi menunjukkan penurunan ketimpangan gender di Bali.
Ketimpangan Gender di Tingkat Kabupaten/Kota
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan IKG antar kabupaten/kota di Bali. Tabanan dan Gianyar mencatatkan indeks ketimpangan yang lebih rendah dibandingkan tingkat provinsi. Lima kabupaten/kota mengalami penurunan IKG, satu kabupaten/kota tidak mengalami perubahan, sementara Badung justru menunjukkan peningkatan ketimpangan. Temuan ini menunjukkan bahwa upaya untuk mengurangi ketimpangan gender perlu dilakukan secara terfokus dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.
Secara keseluruhan, data BPS Bali menunjukkan tren positif dalam pengurangan ketimpangan gender. Namun, tetap diperlukan upaya berkelanjutan untuk mengatasi kesenjangan yang masih ada, terutama pada dimensi pasar tenaga kerja. Penting untuk memastikan bahwa perempuan di Bali memiliki akses yang sama terhadap kesempatan kerja dan pengembangan karir.
"Kita sedikit lebih tinggi dari Yogyakarta dan DKI Jakarta, kita nomor tiga terendah dibanding provinsi lain di Indonesia terkait ketimpangan gender," kata Kepala BPS Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan. Pernyataan ini menggarisbawahi pencapaian signifikan Bali dalam mengurangi ketimpangan gender.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dan masyarakat Bali dalam menciptakan kesetaraan gender. Namun, perlu adanya evaluasi dan strategi yang lebih terarah untuk memastikan penurunan ketimpangan gender di Bali terus berlanjut dan merata di seluruh kabupaten/kota.