Serapan Tenaga Kerja Perempuan Kaltim Tahan Lonjakan Ketimpangan Gender
Peningkatan serapan tenaga kerja perempuan di Kalimantan Timur pada 2024 mencapai 49,07 persen, membantu menekan kenaikan Indeks Ketimpangan Gender (IKG).

Samarinda, 10 Mei 2024 (ANTARA) - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatatkan peningkatan signifikan dalam serapan tenaga kerja perempuan sepanjang tahun 2024. Angka tersebut mencapai 49,07 persen, sebuah capaian yang berhasil menahan laju kenaikan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) antara laki-laki dan perempuan. Kenaikan IKG yang terjadi relatif kecil, menunjukkan adanya perbaikan dalam kesetaraan gender di sektor ketenagakerjaan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Yusniar Juliana Nababan, mengumumkan data tersebut di Samarinda pada Sabtu lalu. Ia menjelaskan bahwa IKG Provinsi Kaltim pada tahun 2024 tercatat sebesar 0,441, mengalami kenaikan 0,027 poin dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 0,414. Meskipun terjadi kenaikan, angka ini masih menunjukkan upaya yang signifikan dalam mengurangi kesenjangan gender.
Meskipun demikian, peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja tidak menutupi penurunan di dimensi lain. Hal ini menunjukkan kompleksitas isu kesetaraan gender dan perlunya pendekatan multisektoral untuk mencapai kesetaraan yang lebih merata.
Analisis Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Kaltim
Dari tiga dimensi utama IKG yaitu kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan pasar kerja, dua dimensi menunjukkan penurunan capaian. Penurunan terjadi pada dimensi kesehatan reproduksi dan pemberdayaan. Yusniar menjelaskan bahwa penurunan pada dimensi kesehatan reproduksi disebabkan oleh meningkatnya proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang melahirkan anak pertama sebelum usia 20 tahun. Kondisi ini memerlukan perhatian serius terkait akses dan pemahaman akan kesehatan reproduksi perempuan.
Sementara itu, penurunan pada dimensi pemberdayaan dipengaruhi oleh penurunan persentase perempuan di legislatif, diiringi peningkatan persentase laki-laki. Hal ini menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut untuk mendorong partisipasi perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan.
Namun, terdapat perbaikan signifikan pada dimensi pasar tenaga kerja. Peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan lebih tinggi dibandingkan peningkatan TPAK laki-laki. Inilah yang menjadi faktor penahan utama terhadap kenaikan IKG yang lebih drastis. Kenaikan serapan tenaga kerja perempuan menunjukkan dampak positif dari berbagai program dan kebijakan yang mendukung partisipasi perempuan di dunia kerja.
Tren IKG Kaltim 2019-2024
Yusniar juga memaparkan tren IKG Kaltim sejak tahun 2019 hingga 2024. Data menunjukkan fluktuasi angka IKG, namun secara umum menunjukkan kecenderungan penurunan. Pada tahun 2019, IKG mencapai 0,447, kemudian turun menjadi 0,467 pada tahun 2020, dan turun lagi menjadi 0,436 pada tahun 2021. Pada tahun 2022, IKG naik menjadi 0,443, namun tetap lebih rendah dibandingkan tahun 2019. Selanjutnya, pada tahun 2023, IKG turun menjadi 0,414, sebelum kembali naik sedikit menjadi 0,441 pada tahun 2024.
Fluktuasi ini menunjukkan bahwa upaya untuk mengurangi ketimpangan gender membutuhkan konsistensi dan strategi yang terukur. Meskipun terjadi peningkatan pada tahun 2024, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan tahun 2019, menunjukkan adanya kemajuan meskipun masih terdapat tantangan yang perlu diatasi.
IKG merupakan ukuran gabungan yang mencerminkan ketimpangan antara perempuan dan laki-laki dalam tiga dimensi: kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan pasar tenaga kerja. Data IKG memberikan gambaran komprehensif tentang kesetaraan gender dan menjadi acuan penting dalam perencanaan dan evaluasi kebijakan.
Peningkatan serapan tenaga kerja perempuan di Kaltim pada tahun 2024 memberikan dampak positif dalam menahan laju kenaikan IKG. Namun, perlu adanya upaya berkelanjutan dan terintegrasi untuk mengatasi tantangan di dimensi kesehatan reproduksi dan pemberdayaan guna mencapai kesetaraan gender yang lebih optimal.