TPAK Kalsel Naik, Pengangguran Turun: Disnakertrans Ungkap Strategi Jitu
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kalimantan Selatan meningkat menjadi 70,22 persen di tahun 2024, sementara pengangguran terbuka menurun; Disnakertrans Kalsel ungkap sejumlah strategi untuk mengatasi tantangan ketenagakerjaan dan ketransmigras
Banjarmasin, 2 Maret 2024 - Kabar baik datang dari Kalimantan Selatan! Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kalsel baru saja mengumumkan peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2024. Angka TPAK mencapai 70,22 persen, naik 0,42 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Lebih membanggakan lagi, tingkat pengangguran terbuka (TPT) justru menurun menjadi 4,20 persen, berkurang sekitar 0,11 persen dari tahun 2023. Penurunan jumlah pencari kerja juga signifikan, yakni sekitar 320 orang.
Kepala Disnakertrans Kalsel, Irfan Sayuti, menjelaskan keberhasilan ini tak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan. Salah satunya adalah penyelenggaraan Forum Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2025. Forum ini berperan penting dalam menjaring isu-isu strategis, terutama di bidang ketenagakerjaan. Tujuannya? Menciptakan kesamaan persepsi dan langkah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerja Disnakertrans Kalsel.
Forum tersebut juga membahas berbagai permasalahan krusial. Masalah klasik seperti ketidakseimbangan antara lapangan kerja dan kebutuhan masyarakat masih menjadi tantangan utama. Jumlah pengangguran masih relatif besar karena kesenjangan antara keahlian pekerja dan lapangan kerja yang tersedia. Selain itu, perkembangan wirausaha masih kurang optimal, dan sarana pelatihan belum memadai untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.
Rendahnya motivasi berwirausaha dan kualitas angkatan kerja yang didominasi lulusan sekolah dasar juga menjadi perhatian. Faktor ini diperparah dengan dampak digitalisasi yang menggeser peran konvensional di pasar kerja dan perlindungan serta kesejahteraan pekerja yang masih rendah.
Untuk mengatasi hal ini, Disnakertrans Kalsel telah menyiapkan sejumlah program prioritas. Program pelatihan kerja, penempatan tenaga kerja, pengawasan ketenagakerjaan, dan pengembangan hubungan industrial diharapkan dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Sasarannya jelas: menyerap angkatan kerja baru, mengurangi pengangguran, dan menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan dan produktif.
Namun, tantangan tak hanya datang dari sektor ketenagakerjaan. Di bidang ketransmigrasian, Irfan Sayuti juga menyoroti permasalahan klasik berupa keterbatasan lahan yang layak huni dan memenuhi kriteria Clear and Clean (2C), serta permasalahan legalitas kepemilikan lahan. Pengelolaan potensi kawasan transmigrasi pun masih perlu ditingkatkan melalui koordinasi yang lebih baik antar pihak terkait.
Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sangat krusial untuk keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Kalimantan Selatan. Harapannya, seluruh tujuan dan program yang telah dicanangkan dapat tercapai dengan optimal.
Data BPS Kalsel 2024 menunjukkan penurunan jumlah pengangguran yang signifikan. Disnakertrans Kalsel optimistis berbagai program yang telah direncanakan mampu menjawab tantangan ketimpangan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja yang layak bagi masyarakat Kalimantan Selatan.