IKG Sulut Turun: Ketimpangan Gender Menurun, Perempuan Semakin Berdaya
Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Sulawesi Utara (Sulut) turun menjadi 0,386 pada tahun 2024, menandakan perbaikan dalam kesetaraan gender di berbagai sektor, terutama kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan pasar tenaga kerja.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) baru-baru ini mengumumkan kabar baik terkait kesetaraan gender di daerah tersebut. Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Sulut mengalami penurunan signifikan di tahun 2024, menjadi 0,386. Penurunan ini sebesar 0,036 poin dibandingkan tahun 2023 yang mencapai angka 0,422. Penurunan ini terjadi di berbagai sektor, memberikan gambaran positif tentang kemajuan pembangunan yang inklusif di Sulut. Kepala BPS Sulut, Aidil Adha, memaparkan data ini pada Selasa lalu di Manado.
Penurunan IKG ini didorong oleh perbaikan di tiga dimensi utama: kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan pasar tenaga kerja. Perbaikan signifikan terlihat pada penurunan persentase perempuan yang melahirkan tanpa didampingi tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Hal ini menunjukkan peningkatan akses dan pemanfaatan layanan kesehatan ibu dan anak yang lebih baik di Sulut.
Lebih lanjut, data BPS menunjukkan tren positif dalam pemberdayaan perempuan. Peningkatan persentase perempuan yang duduk di legislatif serta peningkatan angka perempuan usia 25 tahun ke atas yang menempuh pendidikan SMA ke atas menjadi faktor kunci penurunan ketimpangan gender dalam dimensi ini. Data ini menunjukkan adanya peningkatan partisipasi perempuan dalam dunia politik dan pendidikan, yang merupakan indikator penting dalam pembangunan berkelanjutan.
Perbaikan di Sektor Kesehatan Reproduksi dan Pemberdayaan
Perbaikan signifikan pada dimensi kesehatan reproduksi terlihat dari penurunan angka persentase perempuan yang melahirkan tanpa didampingi tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Hal ini menunjukkan peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak di Sulut. Upaya pemerintah dan berbagai pihak terkait dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya persalinan di fasilitas kesehatan patut diapresiasi.
Di sisi lain, peningkatan persentase perempuan di legislatif mencerminkan kemajuan dalam partisipasi politik perempuan. Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk menciptakan representasi yang lebih seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan di Sulut. Peningkatan angka perempuan yang berpendidikan SMA ke atas juga menunjukkan peningkatan akses dan kesempatan pendidikan bagi perempuan.
Kedua faktor ini saling berkaitan dan berkontribusi pada peningkatan pemberdayaan perempuan. Pendidikan yang lebih tinggi memberikan perempuan lebih banyak pilihan dan kesempatan, sementara partisipasi politik yang lebih besar memungkinkan mereka untuk menyuarakan kepentingan dan kebutuhan mereka.
Peningkatan Partisipasi Perempuan di Pasar Tenaga Kerja
Dimensi pasar tenaga kerja juga menunjukkan tren positif. Kenaikan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki menunjukkan peningkatan peran perempuan dalam ekonomi Sulut. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak perempuan yang aktif bekerja dan berkontribusi pada perekonomian daerah.
Peningkatan TPAK perempuan ini dapat diartikan sebagai peningkatan kesempatan kerja yang lebih inklusif bagi perempuan. Hal ini juga menunjukkan adanya upaya untuk mengurangi kesenjangan gender dalam akses dan kesempatan kerja. Pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu terus mendorong upaya ini agar lebih banyak perempuan dapat berpartisipasi aktif dalam dunia kerja.
Data ini menunjukkan bahwa Sulut tengah bergerak menuju kesetaraan gender yang lebih baik. Namun, perlu diingat bahwa masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Peningkatan IKG ini merupakan langkah awal yang baik, dan perlu adanya upaya berkelanjutan untuk memastikan bahwa kesetaraan gender terwujud di semua aspek kehidupan di Sulut.
Kesimpulannya, penurunan IKG di Sulut menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam kesetaraan gender. Perbaikan di sektor kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan pasar tenaga kerja menunjukkan komitmen untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara. Namun, upaya berkelanjutan tetap diperlukan untuk memastikan bahwa kesetaraan gender terwujud sepenuhnya di Sulut.