Konser God Bless Unplugged: "Rumah Kita" Tutup Perayaan 52 Tahun Karier Musik Legendaris
God Bless menutup konser akustik perdananya dengan membawakan tembang hits "Rumah Kita", mengajak seluruh penonton bernyanyi bersama dan mengenang 52 tahun perjalanan bermusik mereka.

Konser God Bless Unplugged yang digelar Sabtu lalu di Jakarta menandai 52 tahun perjalanan bermusik grup band rock legendaris Indonesia, God Bless. Konser akustik perdana mereka ini ditutup dengan penampilan spesial lagu "Rumah Kita", mengajak seluruh penonton bernyanyi bersama dan menciptakan momen tak terlupakan. Lagu yang diciptakan oleh Ian Antono, gitaris God Bless, ini populer sejak tahun 1988 dan hingga kini masih tetap digemari.
Vokalis God Bless, Ahmad Albar, dengan penuh semangat mengajak penonton untuk bernyanyi bersama. "Kita selalu punya tempat yang kita rindukan, dan ini kita semua perlu bantuan anda semua. Bukan rumah mewah, bukan istana, tapi tempat dimana kita berdiri, bernyanyi dan bermimpi bareng di rumah kita. Kita nyanyi bareng ya!," seru Ahmad Albar, membangkitkan antusiasme penonton.
Penampilan "Rumah Kita" semakin istimewa dengan kehadiran Ikang Fawzi dan Nicky Astria di atas panggung. Mereka ikut bernyanyi bersama penonton, menyanyikan bait-bait lagu yang begitu berkesan: "Hanya alang-alang, pagar rumah kita. Tanpa anyelir tanpa melati. Hanya bunga bakung tumbuh di halaman. Namun, semua itu punya kita. Memang semua itu milik kita," kata Ikang Fawzi, menggemakan lirik yang penuh makna.
Tantangan Baru, Kepuasan yang Tak Terkira
Konser God Bless Unplugged menghadirkan aransemen baru dari lagu-lagu hits mereka. Para personel mengakui kesulitan yang mereka hadapi dalam menjajal format akustik ini. Ian Antono, misalnya, harus memainkan gitar dengan teknik yang berbeda untuk menghasilkan nuansa akustik yang tepat. Sementara itu, Abadi Soesman, keyboardis God Bless, harus memainkan tuts piano dengan tempo yang lebih dinamis dan penuh energi.
Meskipun menghadapi tantangan, para personel God Bless merasa puas dapat menghibur para penggemarnya. Konser ini menjadi ajang untuk mengobati kerinduan para penggemar terhadap lagu-lagu God Bless yang melegenda. Suasana konser yang intim dan akustik memberikan pengalaman berbeda bagi penonton, memungkinkan mereka untuk lebih menikmati setiap lirik dan melodi.
Konser ini juga menampilkan sejumlah lagu hits God Bless lainnya, termasuk "Bla bla bla", "Kehidupan", "Balada Sejuta Wajah", "Saksi Gitar Tua", "Bis Kota", "Orang Dalam Kaca", "Syair Kehidupan", "Jangan ada Luka", "Panggung Sandiwara", "123", "Musisi", "Zakia", dan "Semut Hitam". Semua lagu dibawakan dengan aransemen akustik yang segar dan memikat.
Suasana Konser yang Meriah
Komedian Abdel Achrian sebagai pemandu acara berhasil menghidupkan suasana konser dengan candaan-candaannya yang jenaka. Candaan-candaan tersebut tidak hanya menghibur, tetapi juga mampu mencairkan suasana dan membuat konser terasa lebih berwarna. Abdel Achrian berhasil menciptakan interaksi yang menyenangkan antara penonton dan para personel God Bless.
Konser God Bless Unplugged tidak hanya sekadar konser musik, tetapi juga sebuah perjalanan nostalgia bagi para penggemar musik rock Indonesia. Konser ini berhasil membawa penonton kembali ke era 70-an dan 80-an, saat lagu-lagu God Bless begitu populer dan menggema di berbagai penjuru tanah air. Konser ini menjadi bukti bahwa musik God Bless tetap relevan dan digemari lintas generasi.
Secara keseluruhan, konser God Bless Unplugged merupakan sebuah perayaan 52 tahun perjalanan bermusik yang sukses dan berkesan. Penampilan "Rumah Kita" sebagai penutup konser menjadi simbol dari perjalanan panjang God Bless dan ikatan kuat mereka dengan para penggemarnya. Konser ini meninggalkan kesan mendalam bagi penonton dan menjadi bukti kehebatan God Bless sebagai salah satu band rock legendaris Indonesia.