12 Huntap untuk Korban Banjir Bandang Torue, Parigi Moutong, Telah Terbangun
Pemkab Parigi Moutong telah menyelesaikan pembangunan 12 huntap untuk korban banjir bandang di Desa Torue, dengan target penyelesaian seluruh huntap dalam tiga tahun ke depan.

Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, telah berhasil membangun 12 unit hunian tetap (huntap) untuk para korban banjir bandang yang melanda Desa Torue, Kecamatan Torue pada tahun 2024. Bencana tersebut telah mengakibatkan kerusakan pada 52 rumah warga. Pembangunan huntap ini merupakan wujud komitmen pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal layak huni bagi para korban bencana alam.
Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Parigi Moutong, Wildiana, menjelaskan bahwa pembangunan huntap dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran pemerintah daerah. "Masih ada 40 hunian tersisa belum dibangun dan akan dilakukan secara bertahap," ungkap Wildiana dalam keterangannya di Parigi, Sabtu lalu.
Proses pembangunan huntap ini dihadapkan pada berbagai kendala, salah satunya adalah kesiapan lahan. Oleh karena itu, pembangunan baru dapat terealisasi setelah tiga tahun pascabencana. Pembangunan huntap memanfaatkan lahan milik warga yang terdampak bencana, mengingat pemenuhan kebutuhan primer bagi korban bencana merupakan tanggung jawab pemerintah.
Pembangunan Huntap Tahap Berlanjut
Pada tahun anggaran 2025, pemerintah daerah berencana melanjutkan pembangunan 10 unit huntap lagi. DPKP Parigi Moutong menargetkan penyelesaian sekitar 30 unit huntap yang tersisa pada tahun 2026. Hal ini disampaikan Wildiana sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk menyelesaikan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabanjir bandang Torue dalam kurun waktu tiga tahun.
Warga terdampak diminta untuk bersabar menunggu selesainya pembangunan huntap. Pemda mengakui keterbatasan anggaran sebagai kendala utama dalam percepatan pembangunan. "Rehabilitasi dan rekonstruksi pascabanjir bandang Torue ditargetkan selesai dalam kurun waktu tiga tahun, artinya 2026 diupayakan semuanya sudah harus rampung," tegas Wildiana.
Setiap unit huntap dibangun dengan anggaran sebesar Rp55 juta, sesuai dengan petunjuk teknis rehab-rekon pascabanjir bandang Torue. Pembangunan tersebut dipastikan memenuhi kualitas struktur sesuai spesifikasi yang telah ditentukan, demi kenyamanan penghuni.
Upaya Pembebasan Lahan
Saat ini, pemerintah daerah sedang mengupayakan pembebasan lahan untuk 30 unit huntap yang akan dibangun pada tahun 2026. Proses pembebasan lahan ini menjadi salah satu fokus utama agar pembangunan dapat berjalan lancar dan tepat waktu. Proses pembangunan huntap ini diharapkan dapat memberikan solusi hunian yang layak bagi para korban banjir bandang di Desa Torue.
Pembangunan huntap ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana. Meskipun terdapat kendala anggaran dan kesiapan lahan, pemerintah daerah terus berupaya untuk menyelesaikan pembangunan huntap secara bertahap hingga seluruh korban mendapatkan tempat tinggal yang layak.
Ke depan, diharapkan adanya koordinasi yang lebih baik antara pemerintah daerah dengan masyarakat agar proses pembangunan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Hal ini penting untuk memastikan bahwa seluruh korban banjir bandang dapat segera menempati rumah yang layak huni dan dapat memulai kembali kehidupan mereka.