19 Invensi Peneliti UI Raih Paten DJKI: Terobosan di Berbagai Bidang
Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih 19 paten dari DJKI untuk berbagai invensi dari peneliti di berbagai fakultas, menandai kontribusi signifikan bagi inovasi nasional.

Universitas Indonesia (UI) mengumumkan capaian membanggakan dalam inovasi dan riset. Sebanyak 19 invensi atau penemuan dari para peneliti UI telah berhasil mendapatkan pengakuan paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM RI. Pencapaian ini diumumkan pada Selasa, 25 Maret 2025, di Depok, dan mencakup berbagai bidang, mulai dari teknologi dan kesehatan hingga farmasi dan ilmu alam. Paten-paten ini diperoleh setelah melalui proses pemeriksaan yang ketat, baik secara dokumen maupun substansial, membuktikan kualitas dan orisinalitas invensi tersebut.
Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi UI, Chairul Hudaya, menjelaskan bahwa ke-19 invensi ini memenuhi tiga kriteria utama yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2016, yaitu: baru, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. Hal ini menunjukkan komitmen UI dalam menghasilkan riset yang tidak hanya bernilai akademis, tetapi juga memiliki dampak nyata bagi masyarakat dan industri. Chairul juga menambahkan bahwa sejak tahun 2008, UI telah mengajukan 620 permohonan paten, dengan 351 di antaranya telah berhasil mendapatkan pengakuan paten hingga saat ini.
Para inventor berasal dari berbagai fakultas di UI, termasuk Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Farmasi, Fakultas Keperawatan, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Keragaman latar belakang ini menunjukkan komitmen UI dalam mendorong kolaborasi antar-disiplin ilmu untuk menghasilkan inovasi yang lebih komprehensif dan berdampak luas. Keberhasilan ini juga mencerminkan kualitas riset dan inovasi yang dilakukan di lingkungan UI.
Inovasi Unggulan dari Peneliti UI
Beberapa peneliti UI berhasil menciptakan invensi yang luar biasa. Dr. Sahlan, misalnya, berhasil memperoleh tiga paten sekaligus. Invensinya meliputi sabun pembersih wajah anti-jamur dari ekstrak propolis, sampo anti-jamur berbahan aktif ekstrak propolis, dan proses memproduksi serbuk propolis dengan pengeringan semprot. Ketiga invensi ini menunjukkan potensi besar dalam pengembangan produk perawatan kesehatan berbasis bahan alami.
Sementara itu, Prof. Ivandini juga menorehkan prestasi dengan dua paten. Invensi pertamanya adalah metode pembuatan elektroda nikel oksida berpori termodifikasi Nikel-Kobalt MOF-74 untuk elektroda Fuel Cell Urea. Invensi keduanya adalah metode deteksi Spike Glikoprotein SARS-Cov-2 secara elektrokimia menggunakan elektroda Intan Termodifikasi Boron dan Teofilin sebagai agen pengenal. Kedua invensi ini memiliki potensi besar dalam pengembangan teknologi energi terbarukan dan deteksi penyakit menular.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Prof. Hamdi Muluk, menyampaikan apresiasinya atas pencapaian ini. Ia menekankan bahwa invensi-invensi tersebut mencakup berbagai bidang, mencerminkan multidisiplin ilmu yang kuat di UI. Prof. Hamdi berharap keberhasilan ini akan memotivasi peneliti UI lainnya untuk terus berkarya dan menghasilkan inovasi yang lebih aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat. "Selamat kepada Peneliti UI yang sudah mendapatkan 19 paten yang granted. Mudah-mudahan ke depan akan lebih banyak lagi paten yang granted dihasilkan oleh peneliti UI dan ini bisa menjadi modal yang bagus untuk mencapai misi UI menjadi universitas yang unggul impactful," ujar Prof. Hamdi.
Dampak dan Harapan ke Depan
Keberhasilan UI dalam memperoleh 19 paten ini merupakan bukti nyata komitmen universitas dalam mendorong inovasi dan riset yang berdampak. Invensi-invensi ini diharapkan dapat berkontribusi pada kemajuan teknologi, kesehatan, dan berbagai sektor lainnya di Indonesia. Selain itu, pencapaian ini juga akan meningkatkan daya saing UI di kancah internasional dan memperkuat reputasinya sebagai pusat pendidikan dan riset unggulan.
UI berharap pencapaian ini akan menjadi pendorong bagi para peneliti dan inventor untuk terus menghasilkan karya-karya inovatif dan aplikatif. Dukungan dan fasilitas yang memadai dari UI akan terus diberikan untuk memastikan para peneliti dapat berkarya secara optimal dan menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.
Ke depan, UI akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas riset dan inovasi, serta memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk memperluas dampak positif dari hasil-hasil risetnya. Dengan demikian, UI berharap dapat berkontribusi lebih besar lagi dalam pembangunan nasional dan kemajuan peradaban manusia.