212 Gempa Guncang Maluku Sepanjang Februari 2025, BMKG Imbau Warga Waspada
BMKG Ambon catat 212 gempa bumi di Maluku pada Februari 2025, dua diantaranya dirasakan, dengan imbauan kewaspadaan dan mitigasi bencana bagi warga.

Ambon, 05/03 (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon melaporkan kejadian signifikan: sebanyak 212 gempa bumi mengguncang wilayah Maluku dan sekitarnya sepanjang Februari 2025. Dua dari gempa tersebut bahkan dirasakan oleh penduduk setempat. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, Djati Cipto Kuncoro, pada Rabu di Ambon.
Dari 212 kejadian gempa, mayoritas (175 kejadian) tercatat memiliki magnitudo antara tiga hingga lima skala richter. Sebanyak 31 kejadian memiliki magnitudo kurang dari tiga, sementara enam kejadian lainnya memiliki magnitudo lima atau lebih. Kedalaman gempa juga bervariasi; 122 kejadian tergolong dangkal (1-60 kilometer), 82 kejadian berkedalaman menengah (61-300 kilometer), dan delapan kejadian terjadi pada kedalaman lebih dari 300 kilometer. Pusat gempa bumi sebagian besar terkonsentrasi di wilayah Pulau Seram dan laut Banda bagian selatan, dengan karakteristik magnitudo antara tiga hingga lima dan kedalaman dangkal kurang dari 60 kilometer.
BMKG menekankan urgensi peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat serta pemangku kepentingan terkait upaya mitigasi bencana gempa bumi di Maluku. Langkah-langkah antisipatif menjadi kunci untuk meminimalisir dampak kerusakan dan kerugian yang mungkin timbul. "Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," ujar Kuncoro.
Analisis Gempa Bumi di Maluku
Data BMKG menunjukkan tingginya aktivitas seismik di wilayah Maluku. Sebagian besar gempa yang terjadi memiliki kedalaman dangkal, yang berpotensi menimbulkan dampak kerusakan yang lebih signifikan jika dibandingkan dengan gempa yang terjadi di kedalaman yang lebih dalam. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Konsentrasi gempa di Pulau Seram dan Laut Banda Selatan mengindikasikan adanya aktivitas tektonik yang signifikan di wilayah tersebut. Penting bagi BMKG untuk terus memantau aktivitas seismik dan memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat.
BMKG juga menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan bagi masyarakat terkait kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi. Masyarakat perlu memahami langkah-langkah evakuasi yang tepat dan cara melindungi diri saat terjadi gempa. Pengetahuan ini akan sangat membantu meminimalisir korban jiwa dan kerugian material.
Imbauan dan Rekomendasi BMKG
Dalam rilisnya, BMKG memberikan imbauan penting kepada masyarakat Maluku. "Jika terjadi gempa bumi, masyarakat diminta untuk tenang, waspada, dan tidak mudah terpancing isu yang tidak bertanggung jawab," kata Kuncoro. Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya korban tambahan akibat runtuhnya bangunan yang sudah mengalami kerusakan.
Selain itu, BMKG juga menyarankan masyarakat untuk mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan informasi resmi dari BMKG. Kerja sama yang baik antara BMKG, BPBD, dan masyarakat sangat penting dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana gempa bumi.
Pentingnya kesiapsiagaan individu juga ditekankan. Masyarakat diimbau untuk memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal mereka dan memastikannya tahan gempa. Langkah antisipatif ini akan sangat membantu mengurangi risiko kerugian yang mungkin terjadi.
Kesimpulannya, data BMKG menunjukkan tingginya aktivitas gempa di Maluku, menuntut kewaspadaan dan kesiapsiagaan dari seluruh pihak. Mitigasi bencana dan edukasi publik menjadi kunci dalam menghadapi ancaman gempa bumi di wilayah rawan ini.