300 KK di Jateng Antre Jadi Transmigran, Impian Sejahtera dan Bangun Daerah Pinggiran
Sebanyak 300 kepala keluarga di Jawa Tengah antre untuk mengikuti program transmigrasi demi meningkatkan taraf hidup dan membangun daerah terpencil di Indonesia.

Semarang, 1 Maret 2024 (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah melaporkan adanya antrean panjang 300 kepala keluarga (KK) yang berharap dapat mengikuti program transmigrasi. Program ini diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup mereka dan berkontribusi pada pembangunan daerah.
Kepala Disnakertrans Jateng, Ahmad Aziz, saat dikonfirmasi di Semarang, Sabtu, menyatakan bahwa antusiasme warga Jateng untuk bertransmigrasi sangat tinggi. Data Disnakertrans mencatat 300 KK telah mendaftarkan diri. Namun, kuota yang tersedia dari Kementerian Transmigrasi terbatas, sehingga tidak semua pendaftar dapat diberangkatkan pada tahun 2025.
Meskipun demikian, pada tahun 2024, setidaknya 16 KK warga Jateng telah diberangkatkan ke berbagai daerah, termasuk Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Program ini bukan hanya sekadar mencari penghidupan yang lebih baik, tetapi juga bertujuan membangun daerah-daerah terpencil di Indonesia dan mempererat persatuan NKRI.
Harapan Baru dan Pembangunan Daerah
Menurut Kepala Disnakertrans, program transmigrasi diharapkan mampu menyejahterakan para transmigran sekaligus membangun daerah-daerah pinggiran. Kehadiran transmigran dapat mengelola lahan-lahan yang sebelumnya terbengkalai, meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya mensejahterakan warga setempat.
"Transmigrasi itu tidak hanya untuk menyejahterakan yang bersangkutan, namun juga membangun dari pinggiran, perekat NKRI, dan untuk memotivasi daerah tujuan," jelas Aziz. Ia menambahkan bahwa adanya akulturasi budaya antara transmigran dan penduduk asli juga dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Aziz menuturkan, kehadiran transmigran dapat memberikan dampak positif bagi daerah tujuan. Pengelolaan lahan yang lebih efektif dan produktif dapat meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat. Hal ini juga menciptakan interaksi budaya yang memperkaya kehidupan sosial masyarakat.
Lebih lanjut, Aziz menjelaskan bahwa kehadiran transmigran dari Jateng dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah tujuan. Mereka dapat mengelola lahan dengan baik dan meningkatkan produktivitas pertanian. Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Tujuan Transmigrasi dan Persyaratan
Berdasarkan data Disnakertrans Jateng, beberapa daerah menjadi tujuan utama transmigran dari Jateng, antara lain Mamuju (Sulawesi Barat), Lamandau (Kalimantan Tengah), dan Sijunjung (Sumatera Barat). Sebagian besar transmigran bekerja sebagai petani, sesuai dengan potensi lahan di daerah tujuan.
Jenis tanaman yang dibudidayakan pun beragam, mulai dari padi, sawit, hingga kopi. "Kebanyakan profesinya petani, sesuai dengan potensi yang ada di sana. Bisa petani padi, bisa petani sawit, sesuai dengan potensi yang di sana. Bahkan, di Lamandau itu bergeser kopi," ungkap Aziz.
Proses transmigrasi sendiri melalui beberapa tahapan. Kabupaten/kota yang memiliki lahan potensial harus mengajukan permohonan agar lahan tersebut dapat dijadikan lokasi transmigrasi. Fasilitas penunjang lainnya juga menjadi pertimbangan penting dalam proses tersebut.
Proses seleksi dan pelatihan bagi calon transmigran juga dilakukan untuk memastikan kesiapan mereka dalam menjalani kehidupan baru di daerah tujuan. Hal ini penting untuk memastikan keberhasilan program transmigrasi dan kesejahteraan para transmigran.
Program transmigrasi tidak hanya sekadar pemindahan penduduk, tetapi juga sebuah strategi pembangunan yang terencana dan terpadu. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.