755 Calon Haji Mataram Dinyatakan Sehat dan Siap Berangkat
Dinas Kesehatan Kota Mataram menyatakan 755 calon haji telah dinyatakan sehat dan siap berangkat pada musim haji 2025, meliputi kuota reguler dan cadangan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengumumkan bahwa sebanyak 755 calon haji telah dinyatakan sehat atau istitaah dan siap untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 2025. Pengumuman ini disampaikan pada Jumat, 11 April 2025, setelah proses pemeriksaan kesehatan menyeluruh rampung. Pemeriksaan kesehatan meliputi calon haji dari kuota reguler dan cadangan, memastikan kesiapan fisik dan kesehatan mereka untuk perjalanan panjang dan ibadah yang menuntut kondisi prima.
Sub Koordinator Seksi Surveilans, Imunisasi, dan Kesehatan Haji Dinkes Kota Mataram, Masehan, menjelaskan bahwa data 755 calon haji yang dinyatakan istitaah merupakan data terakhir hingga Kamis, 10 April 2025. Jumlah ini melebihi kuota reguler yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram, yaitu 733 orang. Selisih 22 orang tersebut merupakan calon haji dari kuota cadangan yang juga telah mengikuti pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan memenuhi syarat.
Proses pemeriksaan kesehatan bagi calon haji cadangan tetap dilakukan asalkan mereka membawa surat rekomendasi atau surat pengantar dari Kemenag. Meskipun telah diperiksa dan dinyatakan sehat, penentuan keberangkatan calon haji cadangan tetap menjadi kewenangan Kemenag. Hal ini ditegaskan oleh Masehan, "Selama jamaah membawa rekomendasi atau surat pengantar dari Kemenag, pemeriksaan kesehatan haji siap kami lakukan sesuai prosedur. Hanya saja untuk penentuan berangkat atau tidak, itu tergantung Kemenag," ujarnya.
Rincian Kondisi Kesehatan Calon Haji
Dari total 755 calon haji yang dinyatakan istitaah, terdapat rincian kondisi kesehatan yang perlu diperhatikan. Sebanyak 259 calon haji dinyatakan sehat tanpa memerlukan pendampingan berupa obat-obatan, alat bantu, atau pendampingan orang. Sedangkan 492 calon haji lainnya memerlukan pendampingan, baik berupa alat bantu seperti kursi roda, obat-obatan untuk penyakit tertentu, maupun pendampingan dari orang lain, seperti keluarga, petugas, atau jamaah lain yang ditunjuk Kemenag.
Menariknya, meskipun 11 calon haji berasal dari luar Kota Mataram, Dinkes tetap memfasilitasi pemeriksaan kesehatan mereka. Hal ini menunjukkan komitmen Dinkes untuk memastikan semua calon haji dalam kondisi sehat sebelum berangkat.
Semua hasil pemeriksaan kesehatan calon haji langsung diinput ke dalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat). Sistem ini memudahkan pemantauan kondisi kesehatan jamaah dan memastikan data terintegrasi dengan baik. Pentingnya registrasi obat-obatan dalam Siskohat juga ditekankan untuk menghindari masalah di embarkasi.
Pemanfaatan Teknologi dalam Pemeriksaan Kesehatan Haji
Penggunaan Siskohat dalam proses pemeriksaan kesehatan haji menunjukkan upaya modernisasi dan peningkatan efisiensi dalam pengelolaan data kesehatan calon jamaah. Sistem ini memungkinkan pemantauan yang lebih mudah dan akurat, sehingga memudahkan pihak terkait dalam mengantisipasi dan menangani berbagai kemungkinan masalah kesehatan yang mungkin muncul selama perjalanan haji.
Integrasi data kesehatan calon haji ke dalam Siskohat juga memastikan bahwa informasi kesehatan jamaah terdokumentasi dengan baik dan mudah diakses oleh petugas kesehatan di berbagai tahap perjalanan haji, mulai dari pemeriksaan awal hingga kedatangan di Tanah Suci. Dengan demikian, penanganan kesehatan jamaah dapat dilakukan secara lebih efektif dan terarah.
Registrasi obat-obatan dalam Siskohat juga merupakan langkah penting untuk mencegah masalah di embarkasi. Dengan adanya data yang terintegrasi, petugas dapat dengan mudah memastikan bahwa jamaah membawa obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan dan prosedur yang berlaku. Ini dapat mencegah penolakan obat-obatan di embarkasi dan memastikan jamaah mendapatkan perawatan kesehatan yang optimal selama perjalanan haji.
Secara keseluruhan, proses pemeriksaan kesehatan calon haji di Kota Mataram menunjukkan kesiapan yang matang dalam memastikan kesehatan dan keselamatan jamaah. Penggunaan teknologi dan sistem terintegrasi seperti Siskohat menjadi kunci keberhasilan dalam mengelola dan memantau kondisi kesehatan calon haji, memastikan perjalanan ibadah haji berjalan lancar dan aman.
Proses ini juga menunjukkan koordinasi yang baik antara Dinkes Kota Mataram dan Kemenag dalam memastikan keberangkatan calon haji yang sehat dan terjamin kesehatannya. Dengan demikian, diharapkan seluruh calon haji dapat menunaikan ibadah haji dengan khusyuk dan penuh kesehatan.