437 Calon Haji Pamekasan Berisiko Tinggi, Butuh Perhatian Khusus
Sebanyak 437 dari 1.035 calon haji Pamekasan masuk kategori berisiko tinggi dan membutuhkan penanganan medis khusus menjelang keberangkatan ibadah haji tahun 2025.

Pamekasan, 24 April 2024 - Sebanyak 437 calon haji (calhaj) dari Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, teridentifikasi masuk kategori berisiko tinggi menjelang keberangkatan ibadah haji tahun 2025. Jumlah ini cukup signifikan, mengingat total calhaj Pamekasan yang telah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) mencapai 1.035 orang. Temuan ini mengemuka setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh kepada seluruh calhaj.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di 22 puskesmas yang tersebar di 13 kecamatan meliputi pemeriksaan fisik, kesehatan, aktivitas, kognitif, dan mental. Setiap tim pemeriksaan di puskesmas terdiri dari satu dokter, satu perawat, satu analis teknologi laboratorium medis, dan satu penanggung jawab program haji. Hasil pemeriksaan ini kemudian dilaporkan kepada Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pamekasan untuk langkah penanganan lebih lanjut.
Kepala Dinkes Kabupaten Pamekasan, Saifudin, menjelaskan bahwa calhaj yang masuk kategori berisiko tinggi membutuhkan perhatian dan penanganan khusus. "Jumlah calhaj yang masuk kategori berisiko tinggi ini kami ketahui setelah tim medis dari Dinkes Pamekasan melakukan pemeriksaan kesehatan pada semua calon haji," ungkap Saifudin.
Penanganan Khusus Calon Haji Berisiko Tinggi
Kemenag Kabupaten Pamekasan telah menerima laporan hasil pemeriksaan kesehatan dari Dinkes dan memberikan sejumlah anjuran kepada calhaj berisiko tinggi agar tetap menjaga kondisi kesehatan mereka. Anjuran tersebut meliputi konsumsi obat secara teratur, kontrol rutin ke fasilitas kesehatan terdekat, olahraga teratur, dan pengaturan pola makan sesuai anjuran dokter. Selain itu, istirahat cukup dan minum air putih minimal delapan gelas per hari juga sangat dianjurkan.
Langkah-langkah ini dinilai penting untuk memastikan kesehatan para calhaj selama perjalanan ibadah haji. Dengan kondisi kesehatan yang prima, diharapkan para calon jamaah dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan khusyuk. Pihak Kemenag dan Dinkes Pamekasan berkomitmen untuk terus memantau dan memberikan dukungan penuh kepada para calhaj, terutama mereka yang masuk kategori berisiko tinggi.
Pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh ini merupakan upaya preventif untuk meminimalisir risiko kesehatan selama pelaksanaan ibadah haji. Dengan identifikasi dini terhadap calhaj berisiko tinggi, diharapkan dapat dilakukan intervensi dan penanganan tepat waktu sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama pelaksanaan ibadah haji.
Kuota Haji Pamekasan 2025
Meskipun jumlah calhaj Pamekasan yang telah melunasi Bipih mencapai 1.035 orang untuk musim haji 2025, angka ini lebih rendah dibandingkan kuota haji tahun 2024 yang mencapai 1.309 orang. Penurunan kuota ini perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan dan pelayanan kesehatan bagi para calon jamaah. Pihak Kemenag Pamekasan akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kelancaran pelaksanaan ibadah haji bagi seluruh calhaj dari Pamekasan.
Dengan adanya informasi terkait calon jamaah haji yang masuk kategori berisiko tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan seluruh pihak terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Hal ini penting untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para calon jamaah haji selama menjalankan ibadah suci di Tanah Suci.
Pemerintah Kabupaten Pamekasan melalui Dinkes dan Kemenag berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan dan dukungan penuh kepada seluruh calon jamaah haji, khususnya mereka yang masuk kategori berisiko tinggi. Semoga seluruh calon jamaah haji dari Pamekasan dapat menunaikan ibadah haji dengan lancar, aman, dan sehat.
Kesimpulan
Dari data yang ada, terlihat pentingnya pemeriksaan kesehatan menyeluruh bagi calon jamaah haji. Langkah antisipatif ini terbukti efektif dalam mengidentifikasi calon jamaah yang membutuhkan perhatian khusus, sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanganan dini untuk memastikan kelancaran ibadah haji.