Fakta Menarik: Penyaluran Beras SPHP Bulog Tembus 18.500 Ton di Awal Agustus 2025 Demi Stabilitas Harga
Perum Bulog mencatat penyaluran beras SPHP telah mencapai 18.500 ton hingga pekan pertama Agustus 2025. Bagaimana upaya ini menjaga harga pangan nasional?

Perum Bulog mencatat penyaluran beras dalam Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah mencapai 18.500 ton hingga pekan pertama Agustus 2025. Langkah strategis ini diambil guna menjaga stabilitas harga komoditas pangan pokok serta memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah dinamika pasar.
Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq, mengungkapkan data tersebut saat menerima kunjungan kerja reses Komisi IV DPR RI di Kompleks Pergudangan Panaikang, Makassar. Kunjungan ini bertujuan untuk memantau langsung ketersediaan stok dan efektivitas program stabilisasi harga yang dijalankan Bulog.
Secara khusus, penyaluran beras SPHP di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat telah mencapai 2.400 ton. Pemerintah bersama Bulog berkomitmen untuk terus mengintervensi pasar, menargetkan penyaluran 1,5 juta ton beras SPHP hingga Desember 2025 demi menekan fluktuasi harga yang terjadi.
Upaya Bulog dalam Stabilisasi Harga Beras
Marga Taufiq menegaskan bahwa program SPHP merupakan salah satu instrumen utama pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan memastikan harga beras tetap terjangkau bagi masyarakat. Dengan adanya subsidi pemerintah, diharapkan intervensi pasar ini dapat mencegah lonjakan harga yang merugikan konsumen.
Target penyaluran 1,5 juta ton beras SPHP hingga akhir tahun 2025 menunjukkan skala komitmen Bulog dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan. Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan ekosistem pangan yang lebih stabil dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.
Program ini dirancang untuk segera merespons kenaikan harga beras di pasaran. Dengan menyalurkan beras SPHP, Bulog berupaya menyeimbangkan pasokan dan permintaan, sehingga harga dapat kembali normal tanpa menimbulkan gejolak ekonomi yang signifikan.
Tinjauan Komisi IV DPR RI dan Ketersediaan Stok
Kunjungan kerja Komisi IV DPR RI yang dipimpin oleh Ketua Komisi, Titiek Soeharto, disambut oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Marga Taufiq, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Fatmawati Rusdi, dan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin. Delegasi DPR meninjau langsung kondisi gudang dan stok beras Bulog.
Titiek Soeharto menyatakan kepuasannya atas ketersediaan stok beras Bulog di Sulawesi Selatan yang mencapai 500 ribu ton. Jumlah ini dinilai sangat memadai, bahkan mampu memenuhi kapasitas gudang Bulog dan memerlukan sewa gudang pihak ketiga untuk penyimpanan.
Optimisme terhadap normalisasi harga beras juga disampaikan oleh Titiek. Ia percaya bahwa intervensi pasar yang dilakukan Bulog melalui program SPHP akan efektif. "Ini tugasnya BULOG untuk intervensi pasar. Kalau harganya naik, mereka harus lepas SPHP supaya harganya normal kembali," ujarnya.
Inovasi Sentra Pengolahan Beras Bulog
Dalam kesempatan yang sama, Titiek Soeharto juga mengapresiasi keberadaan Sentra Pengolahan Beras (SPB) di Gudang Panaikang. Fasilitas ini mampu menghasilkan beras premium dengan kualitas tinggi, menunjukkan komitmen Bulog terhadap peningkatan mutu produk.
SPB ini bukan hanya sekadar tempat pengolahan, melainkan juga pusat inovasi yang dapat meningkatkan nilai tambah beras. Konsep ini diharapkan dapat direplikasi di daerah lain, bahkan dengan skala yang lebih kecil, seperti melalui koperasi.
Inovasi ini memastikan bahwa beras yang disalurkan tidak hanya mencukupi secara kuantitas, tetapi juga unggul dalam kualitas. Proses pengolahan di SPB Panaikang memastikan beras menjadi lebih "cantik" dan kualitasnya meningkat, bukan sekadar oplosan.