80,28% Indeks Inklusi Keuangan Perempuan: OJK Lampung Gencarkan Edukasi Pasar Modal UMKM
OJK Lampung aktif memberikan edukasi pasar modal kepada UMKM perempuan, mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.

Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung terus berupaya memperluas jangkauan literasi dan inklusi keuangan di sektor pasar modal. Upaya ini difokuskan pada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya dari kalangan perempuan di wilayah Lampung. Langkah strategis ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman serta keterampilan dalam mengelola keuangan secara lebih efektif.
Program edukasi ini tidak hanya sebatas pemberian informasi, tetapi juga memfasilitasi pembukaan rekening saham secara gratis. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Kabupaten Pringsewu, Lampung, dengan dukungan penuh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Phintraco Sekuritas. Inisiatif ini bertujuan agar pelaku UMKM perempuan dapat memulai investasi secara legal, aman, dan terarah.
Kepala Divisi Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 1 OJK Provinsi Lampung, Nurwanto, menyatakan bahwa potensi perempuan sebagai penggerak ekonomi sangat besar. Dengan indeks inklusi keuangan perempuan mencapai 80,28 persen, peningkatan literasi di sektor pasar modal menjadi krusial. Program ini merupakan pondasi penting bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.
Pentingnya Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan
Meskipun akses keuangan perempuan di Indonesia sudah tinggi, pemahaman mendalam tentang pengelolaan keuangan, terutama di pasar modal, masih perlu ditingkatkan. Tingkat literasi pasar modal secara umum relatif rendah, sehingga edukasi menjadi kunci. OJK melihat ini sebagai peluang untuk memperkuat kapasitas ekonomi perempuan.
Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 menunjukkan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia berada di angka 66,46 persen, sementara inklusi keuangan mencapai 80,51 persen. Angka ini menunjukkan adanya celah antara akses dan pemahaman yang perlu dijembatani. Peningkatan literasi bukan hanya sekadar pencapaian statistik, melainkan investasi jangka panjang.
Peningkatan literasi dan inklusi keuangan merupakan fondasi vital bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan pemahaman yang baik, pelaku UMKM perempuan dapat mengambil keputusan investasi yang cerdas dan terhindar dari praktik investasi ilegal. Ini akan berdampak positif pada stabilitas finansial individu dan keluarga.
OJK berharap, melalui program edukasi pasar modal UMKM perempuan ini, akan tercipta ekosistem investasi yang lebih sehat dan partisipatif. Pelaku UMKM dapat memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan atau sarana pengembangan aset. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
Kolaborasi dan Target Inklusi Keuangan Daerah
OJK tidak bekerja sendiri dalam upaya percepatan akses keuangan masyarakat. Kolaborasi erat terjalin dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah. Sinergi ini memastikan bahwa program-program edukasi dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.
Kepala Biro Perekonomian Provinsi Lampung, Rinvayanti, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang terjalin. Pihaknya mendukung penuh upaya OJK dalam mencapai target inklusi keuangan daerah sebesar 85,5 persen pada tahun 2025 dan 97,2 persen pada tahun 2045. Target ambisius ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah.
Dengan jumlah pelaku UMKM di Lampung yang mencapai lebih dari 46 ribu, literasi dan inklusi keuangan menjadi sangat penting. Rinvayanti menekankan bahwa pemahaman yang baik tentang keuangan adalah pondasi utama bagi pemberdayaan ekonomi. UMKM adalah tulang punggung perekonomian daerah, sehingga penguatan kapasitas finansial mereka sangat krusial.
Program edukasi pasar modal UMKM perempuan ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Dengan demikian, masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam pasar modal secara aman dan bertanggung jawab. Ini akan berkontribusi pada stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
- Indeks inklusi keuangan perempuan di Indonesia mencapai 80,28 persen.
- Cakupan buka, media, kampanye, dan informasi (BMKI) bagi perempuan mencapai 92,89 persen.
- Tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia (SNLIK 2025) adalah 66,46 persen.
- Tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia (SNLIK 2025) adalah 80,51 persen.
- Target inklusi keuangan daerah Lampung: 85,5 persen pada 2025 dan 97,2 persen pada 2045.
- Jumlah pelaku UMKM di Lampung saat ini lebih dari 46 ribu.