Ada Apa dengan Lapak Berkah Usaha Pangan Jepara? Strategi Jitu Pemkab Tekan Inflasi dan Perkuat Ketahanan Pangan
Pemkab Jepara kembali menggelar Lapak Berkah Usaha Pangan, sebuah inisiatif tanpa anggaran pemerintah yang efektif menekan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah melalui gelaran "Lapak Berkah Usaha Pangan". Inisiatif strategis ini merupakan bagian integral dari Gerakan Pangan Murah ke-15 yang bertujuan utama menekan laju inflasi serta memperkuat ketahanan pangan di tengah masyarakat setempat.
Kegiatan yang berlangsung di halaman parkir Shopping Centre Jepara (SCJ) pada Jumat (1/8) ini tidak hanya berfokus pada penyediaan bahan pangan dengan harga terjangkau. Namun juga secara proaktif membagikan bibit cabai dan tomat kepada warga, mendorong kemandirian pangan dari pekarangan rumah dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya swasembada.
Uniknya, program ini dilaksanakan tanpa mengandalkan dana anggaran pemerintah daerah. Sebaliknya, "Lapak Berkah Usaha Pangan" berhasil melibatkan sinergi kuat antara pelaku usaha lokal, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk melayani kebutuhan pokok masyarakat Jepara secara langsung dan efisien.
Pangan Murah dan Kemitraan Strategis untuk Stabilitas Harga
Sebanyak sembilan gerai didirikan dalam kegiatan "Lapak Berkah Usaha Pangan" ini, menawarkan beragam komoditas esensial yang dibutuhkan rumah tangga. Produk utama yang tersedia meliputi beras, telur, minyak goreng, gula, serta berbagai hasil olahan dari UMKM dan KWT lokal, menjamin variasi pilihan bagi konsumen.
Harga bahan pokok yang ditawarkan dalam kegiatan ini jauh lebih kompetitif dibandingkan harga pasar yang berlaku. Sebagai contoh, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog dijual seharga Rp11.600 per kilogram, signifikan lebih rendah dari harga pasar yang berkisar Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram. Demikian pula, minyak goreng dipatok Rp15.500 per liter dan telur ayam Rp25.000 per kilogram, jauh di bawah rata-rata harga pasar yang mencapai Rp27.500 per kilogram, memberikan keringanan beban ekonomi bagi warga.
Keberhasilan penyediaan pangan murah ini didukung oleh kerja sama erat dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dan sejumlah distributor pangan besar. Mitra strategis seperti Bulog, BUMP Kalingga Makmur Sejahtera, Indofood, dan Prima Food turut berkontribusi aktif, dengan pasokan komoditas mencapai 5 ton beras dan 1.100 liter minyak goreng pada gelaran kali ini, memastikan ketersediaan pasokan yang memadai.
Mendorong Kemandirian Pangan dan Daya Beli Masyarakat
Selain fokus pada stabilisasi harga, "Lapak Berkah Usaha Pangan" juga mengedepankan program edukasi dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Kegiatan ini rutin digelar setiap dua pekan sekali, dan setiap pengunjung yang berbelanja akan mendapatkan kupon yang dapat ditukar dengan bibit cabai dan tomat, sebuah insentif yang menarik.
Inisiatif pembagian bibit ini merupakan upaya konkret untuk mendorong pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber pangan mandiri, mengurangi ketergantungan pada pasar. Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP Jepara, Aprilia Elisiawati, menegaskan bahwa stabilisasi harga pangan adalah prioritas utama dari gerakan ini, memastikan ketersediaan bahan pokok tetap terjaga dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Secara keseluruhan, "Lapak Berkah Usaha Pangan" tidak hanya berfungsi sebagai sarana menekan inflasi daerah secara langsung. Lebih dari itu, program ini secara efektif menjaga daya beli masyarakat dan memperkuat fondasi ketahanan pangan keluarga di Kabupaten Jepara, menciptakan ekosistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan untuk masa depan.