Akademisi UNU Kecam Persekusi di Garut: Tak Cerminkan Ajaran Islam
Akademisi UNU mengecam aksi persekusi di Garut selama Ramadhan, menekankan bahwa kekerasan tidak mencerminkan ajaran Islam yang penuh kasih sayang dan menekankan pentingnya akhlakul karimah dalam berdakwah.

Sebuah peristiwa persekusi yang terjadi di sebuah warung kopi di Garut, Jawa Barat, selama bulan Ramadhan baru-baru ini telah mengecam keras oleh Dr. Ngatawi Al-Zastrouw, akademisi dan budayawan dari Universitas Nadhlatul Ulama (UNU) Indonesia. Peristiwa tersebut, yang terekam dalam sebuah video yang beredar di media sosial, menunjukkan sekelompok orang membubarkan paksa pengunjung warung kopi dan merusak sejumlah barang, bahkan diduga melakukan penganiayaan terhadap salah satu pelanggan. Kejadian ini terjadi pada pekan lalu dan telah menimbulkan keprihatinan luas.
Dalam keterangan tertulisnya, Ngatawi dengan tegas menyatakan bahwa tindakan persekusi tersebut sama sekali tidak mencerminkan ajaran Islam. "Itu tidak mencerminkan akhlak dan ajaran Islam. Itu lebih mencerminkan pada sikap emosi, sikap berlebihan dalam mengekspresikan keagamaan," tegasnya. Ia menekankan pentingnya memahami esensi ajaran Islam yang penuh kasih sayang dan menekankan perlunya pendekatan yang bijak dan beradab dalam berdakwah.
Peristiwa di Garut ini, menurut Ngatawi, merupakan ironi yang memprihatinkan. Ia menyayangkan masih adanya kasus-kasus persekusi yang dilakukan oleh umat Islam, yang seharusnya menjadi teladan dalam menjalankan ajaran agama. Lebih lanjut, Ngatawi menjelaskan bahwa Islam mengajarkan pentingnya akhlakul karimah atau akhlak yang terpuji sebagai landasan utama dalam menjalankan syariat. Menjalankan syariat tanpa berlandaskan akhlak, menurutnya, justru akan menjadi kontraproduktif.
Peran Akhlak dalam Dakwah Islam
Ngatawi menjelaskan metode dakwah yang sesuai ajaran Islam. Ia menekankan pentingnya pendekatan yang bertahap dan santun. "Pertama diingatkan secara lisan, baik-baik secara beradab, secara sopan, tidak langsung serta merta arogan," jelasnya. Ia menambahkan bahwa jika orang yang dinasihati tetap tidak menerima, maka tugas sebagai pendakwah hanya mengingatkan dan menyerahkan konsekuensi kepada individu tersebut. "Kalau tidak mau ya sudah, toh dosa dan neraka mereka tanggung sendiri. Tugas kita adalah mengingatkan dan menyampaikan," ujarnya.
Lebih lanjut, Ngatawi menjelaskan bahwa semua ibadah dalam Islam dilakukan secara ikhlas, sukarela, dan semampunya. Ia menekankan bahwa kondisi setiap individu berbeda-beda, ada yang memiliki kekurangan atau hambatan sehingga berhak mendapatkan keringanan. Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa salat dapat dilakukan dengan duduk atau terlentang jika tidak mampu berdiri, begitu pula dengan ibadah puasa yang dapat diganti di hari lain jika ada halangan.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman yang komprehensif terhadap ajaran Islam, yang menekankan kasih sayang, toleransi, dan keadilan. Persekusi dan kekerasan, jelas bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
Menjaga Toleransi dan Kerukunan di Bulan Ramadhan
Peristiwa di Garut ini menjadi pengingat penting bagi seluruh umat Islam untuk senantiasa menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama, khususnya selama bulan Ramadhan. Bulan suci ini seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat persaudaraan dan saling menghormati, bukan untuk menyebarkan kebencian dan kekerasan. Penting bagi setiap individu untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara benar dan bijak, sehingga tidak terjadi lagi peristiwa serupa di masa mendatang.
Peristiwa ini juga menjadi tantangan bagi para pemimpin agama dan tokoh masyarakat untuk lebih aktif dalam memberikan edukasi dan pemahaman yang benar tentang ajaran Islam. Mereka perlu berperan aktif dalam mencegah dan menanggulangi tindakan-tindakan intoleransi dan kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat.
Kesimpulannya, tindakan persekusi di Garut merupakan pelanggaran serius terhadap nilai-nilai ajaran Islam dan harus dikecam. Penting bagi semua pihak untuk bersama-sama menjaga toleransi dan kerukunan, serta memahami ajaran agama secara benar dan bijak.