Amorim: 2 Bulan di MU Rasanya Seperti 50 Tahun!
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, berkelakar bahwa dua bulan melatih MU membuatnya merasa 10 tahun lebih tua, meskipun baru merayakan ulang tahun ke-40; kemenangan atas Fulham jadi 'hadiah' terbaik.
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-40. Namun, dua bulan melatih di Old Trafford ternyata memberikan pengalaman yang tak terduga baginya. Dalam sebuah wawancara, Amorim berseloroh bahwa tekanan menangani klub sebesar Manchester United membuatnya merasa seperti telah berusia 50 tahun. Kemenangan dramatis atas Fulham di Craven Cottage pada Senin dini hari WIB menjadi 'hadiah' ulang tahun yang manis, namun tetap saja tak mengurangi beban tanggung jawabnya.
Amorim mengakui, tekanan untuk membawa Manchester United kembali bersaing di papan atas Liga Inggris sangat besar. Sejak kedatangannya, MU masih berjuang di papan tengah klasemen. Tantangan ini, menurutnya, telah memberikan dampak signifikan terhadap kesehatannya, secara bercanda ia merasa jauh lebih tua dari usianya yang sebenarnya.
Meskipun begitu, Amorim tetap merasa terhormat bisa merayakan ulang tahunnya di klub sebesar Manchester United. Kemenangan 1-0 atas Fulham, berkat gol yang terdefleksi dari Lisandro Martinez, menjadi momen spesial baginya. Menariknya, permintaan para pemain untuk libur sehari setelah pertandingan ditolak oleh Amorim. Ia lebih memilih untuk melanjutkan latihan sebagai hadiah ulang tahun bagi timnya.
Meskipun meraih kemenangan, pertandingan melawan Fulham hampir berakhir imbang. Di menit-menit akhir, Fulham nyaris menyamakan kedudukan. Namun, Toby Collyer, pemain muda Manchester United, berhasil menyelamatkan timnya dengan sundulan krusial di garis gawang. Amorim memuji penampilan Collyer, yang disebutnya telah berlatih aksi penyelamatan tersebut. Ia pun sangat berterima kasih atas dedikasi pemain berusia 21 tahun tersebut.
Tidak hanya Amorim, Lisandro Martinez juga memberikan pujian setinggi langit untuk Collyer. Martinez sendiri mengakui keberuntungannya dalam mencetak gol, namun ia lebih menekankan pentingnya kerja keras tim dan raihan tiga poin. Ia menyebut Collyer sebagai contoh yang luar biasa bagi pemain muda lainnya, karena kerja keras dan kerendahan hatinya.
Kemenangan atas Fulham tentu menjadi pelipur lara bagi Amorim dan timnya. Meskipun terasa seperti '50 tahun' usianya setelah dua bulan bertugas di MU, semangatnya untuk membawa tim meraih kesuksesan tetap membara. Tekanan tinggi dan tuntutan prestasi di klub sebesar MU menjadi tantangan besar bagi Amorim. Tetapi, dukungan dari para pemain muda seperti Collyer menunjukan potensi dan harapan baru bagi masa depan Manchester United.
Usai pertandingan, Amorim berencana menikmati makan malam bersama anak-anaknya sebagai penutup hari yang penuh tekanan namun membanggakan. Ini menunjukkan keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi yang tetap dijaga oleh sang pelatih di tengah kesibukannya.