Anak Majikan di Bogor Bunuh Satpam: Motif Kesal karena Sering Dimarahi Ibu
Seorang anak majikan di Bogor, AAM (27), membunuh satpamnya, Septian (37), karena kesal sering dimarahi ibunya setelah korban melapor soal kebiasaan AAM pulang malam; AAM kini terancam hukuman 20 tahun penjara atau seumur hidup.
Polresta Bogor Kota berhasil mengungkap kasus pembunuhan satpam, Septian (37), yang dilakukan oleh anak majikannya, AAM (27). Peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat, 17 Januari 2024, sekitar pukul 02.00 WIB di Jalan Lawang Gintung, Bogor Selatan.
Motif Pembunuhan: Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Eko Prasetyo, mengungkapkan motif pembunuhan tersebut. AAM merasa kesal karena korban, Septian, sering mengadu kepada ibunya mengenai kebiasaan AAM pulang malam. Akibatnya, AAM sering dimarahi ibunya.
Kronologi Kejadian: AAM dengan sengaja membeli pisau beberapa jam sebelum kejadian. Ia kemudian mendatangi korban yang sedang tidur di pos satpam dan langsung menusuk korban sebanyak 22 kali, termasuk menggorok lehernya. Kejadian ini begitu cepat sehingga korban tak sempat melawan.
Penangkapan dan Bukti: Polisi mengamankan AAM setelah sopir majikan melaporkan kejadian tersebut. Lima saksi telah dimintai keterangan dan pisau yang digunakan sebagai alat bukti telah disita bersama struk pembeliannya. Tes urine AAM menunjukkan hasil positif mengonsumsi tembakau sintetis.
Proses Hukum: Atas perbuatannya, AAM dijerat dengan Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP, dan atau Pasal 1 ayat (3) KHUPidana. Ancaman hukumannya adalah penjara maksimal 20 tahun atau seumur hidup.
Upaya Pembungkaman: Setelah membunuh Septian, AAM berupaya menyuap para saksi dengan iming-iming uang sebesar Rp5 juta agar mereka tidak melapor ke polisi. Namun, saksi tetap melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
Kesaksian Polisi: Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi, menjelaskan bahwa korban tidak sempat melawan karena langsung diserang saat dibangunkan pelaku. Setelah menerima laporan, polisi segera menuju lokasi kejadian dan mengamankan pelaku dan para saksi.
Kesimpulan: Kasus pembunuhan ini mengungkap dampak negatif dari permasalahan keluarga yang berujung pada tindakan kriminalitas yang sangat brutal. Polisi berhasil mengungkap kasus ini dengan cepat dan pelaku akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum.