Anindya Bakrie: Kadin Harus Lebih Kompak, Dorong Pembukaan Lapangan Kerja
Anindya Bakrie, Ketua Umum Kadin Indonesia, menekankan pentingnya kekompakan dan kolaborasi Kadin untuk mendukung pemerintah dalam membuka lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Anindya Novyan Bakrie, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, baru-baru ini menegaskan pentingnya persatuan dan kolaborasi di tubuh Kadin. Ia menyampaikan hal ini dalam Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia di Jakarta pada 16 Januari 2024, yang juga dihadiri Presiden Prabowo Subianto. Anindya, atau Anin, dikukuhkan kembali sebagai Ketua Umum, sementara M Arsjad Rasjid menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan.
Anin menekankan bahwa Kadin harus lebih kompak dan inklusif, sejalan dengan harapan pemerintah dan masyarakat Indonesia. Ia melihat Kadin sebagai mitra strategis pemerintah, berperan aktif dalam program-program pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kadin, menurutnya, harus menjadi payung bagi seluruh pengusaha di Indonesia, bersatu untuk menghadapi tantangan dan memaksimalkan peluang.
“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh adalah filosofi yang kita pegang bersama,” tegas Anin, menggarisbawahi pentingnya persatuan di dalam Kadin. Hal senada disampaikannya dengan mengutip pesan Presiden Prabowo: 'One thousand friends are too few, one enemy is too many (Seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak).' Kekompakan ini, diyakini Anin, akan mempercepat langkah Kadin dalam memajukan perekonomian Indonesia.
Anin juga menjelaskan dua peran krusial Kadin berdasarkan UU No 1 Tahun 1987. Pertama, sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin harus aktif bekerja sama dalam membangun perekonomian. Kedua, Kadin berperan sebagai wadah bagi seluruh pelaku usaha, dari perusahaan swasta, BUMN, koperasi, hingga UMKM. Inklusivitas dan kolaborasi menjadi kunci dalam menjalankan kedua peran ini, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang menantang.
Kondisi ekonomi global saat ini ditandai dengan kontraksi ekonomi, hambatan rantai pasok, konflik geopolitik, dan persaingan investasi yang ketat. Dalam situasi ini, Anin mendesak seluruh anggota Kadin untuk bersatu dan mendukung program-program pemerintah. Ia optimistis, pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen dapat tercapai jika semua pihak bekerja sama.
Beberapa program pemerintah yang mendapat sorotan adalah program makanan bergizi gratis (MBG) dan ketahanan pangan. Anin menyebutkan potensi partisipasi Kadin dalam program MBG, dengan melibatkan kurang lebih 11.000 dapur umum di seluruh Indonesia. Anggota Kadin bisa berkontribusi mulai dari pendanaan, penyediaan bahan makanan, hingga transportasi.
Selain itu, program ketahanan pangan dan pembangunan tiga juta rumah murah per tahun juga menawarkan peluang besar bagi anggota Kadin. Proyek rumah murah, misalnya, membutuhkan banyak tenaga kerja dan bahan bangunan, membuka lapangan kerja baru dan peluang bisnis bagi para pelaku usaha di sektor konstruksi dan industri pendukungnya. Anin mencontohkan kebutuhan batu bata merah untuk rumah tipe 36 dan banyaknya vendor yang terlibat dalam setiap proyek.
Kesimpulannya, Anindya Bakrie mendorong Kadin Indonesia untuk lebih kompak, inklusif dan kolaboratif dalam mendukung pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Partisipasi aktif dalam program pemerintah menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target tersebut.