Bahlil Lahadalia Motivasi Santri: Sukses Bukan Monopoli Anak Pejabat
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, memotivasi santri Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Bogor, dengan kisah hidupnya yang inspiratif, menekankan bahwa kesuksesan dapat diraih siapa pun, bukan hanya anak pejabat.

Jakarta, 21 Maret 2024 (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, memberikan motivasi kepada para santri Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat lalu. Dalam sambutannya, Bahlil menekankan bahwa kesuksesan bukanlah hak istimewa bagi anak pejabat atau kalangan elite semata. Ia menyampaikan pesan inspiratif ini di hadapan para santri yang hadir di masjid pondok pesantren tersebut.
Bahlil dengan tegas menyatakan, "Kesuksesan itu bukan hanya milik anak-anak orang kaya, anak-anak pejabat, anak-anak ibu kota Jakarta dan anak-anak jenderal. Tapi kesuksesan itu adalah milik seluruh anak-anak Indonesia dari Aceh sampai Papua, tidak mengenal dia miskin, dia kaya, dia yatim, dia orang kampung. Tidak ada batasnya." Pesan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat dan kepercayaan diri para santri untuk mengejar cita-cita mereka.
Pidato motivasi tersebut tidak hanya berisi kata-kata penyemangat, tetapi juga dibumbui dengan kisah perjalanan hidup Bahlil sendiri. Ia berbagi pengalamannya, dari seorang anak yang berasal dari keluarga sederhana hingga mencapai posisi menteri dan ketua umum partai politik. Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa kesuksesan dapat diraih melalui kerja keras dan kegigihan, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi.
Dari Fakfak hingga Puncak Karier
Bahlil Lahadalia lahir di Fakfak, Papua Barat, dari keluarga sederhana. Ibunya bekerja sebagai buruh cuci, sementara ayahnya seorang pekerja bangunan. Sejak kecil, ia telah merasakan kerasnya kehidupan. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk bersekolah dan meraih pendidikan setinggi-tingginya. Bahlil menceritakan bagaimana ia membiayai pendidikannya sendiri sejak Sekolah Dasar (SD) dengan berjualan kue buatan ibunya.
Ia melanjutkan, "Di SMP saya pernah menjadi kondektur angkot, jadi sudah hidup keras. SMA hidup keras juga." Pengalaman bekerja sambil bersekolah terus berlanjut hingga ke bangku kuliah. Bahkan, semasa kuliah, Bahlil aktif sebagai aktivis, sering berdemonstrasi dan bahkan pernah ditangkap polisi. Ia juga pernah bekerja sebagai loper koran dan tinggal di asrama, bahkan sampai mengalami masa-masa sulit akibat kekurangan makanan.
Bahlil menambahkan, "Kuliah jadi aktivis, sering ditangkap oleh polisi karena demonstrasi. Pernah kerja loper koran. Tinggal di asrama pernah juga, pernah busung lapar juga karena makanannya tidak ada, makan buah mangga muda saja." Semua pengalaman pahit tersebut justru menjadi pelajaran berharga dan membentuk karakternya yang tangguh.
Namun, semua perjuangannya membuahkan hasil. Kini, Bahlil telah mencapai puncak kariernya sebagai Menteri ESDM dan Ketua Umum DPP Partai Golkar. Ia berharap kisahnya dapat menginspirasi para santri untuk berani bermimpi dan pantang menyerah dalam mengejar kesuksesan.
Pesan Semangat untuk Santri
Bahlil menutup sambutannya dengan pesan penuh optimisme kepada para santri. Ia menegaskan, "Pertanyaannya adalah apakah anak-anakku semua bisa berhasil? Jawaban saya insyaallah 100 persen bisa. Pasti bisa." Pernyataan ini diharapkan dapat menjadi suntikan semangat dan motivasi bagi para santri untuk meraih cita-cita mereka, tanpa merasa terbatas oleh latar belakang keluarga atau kondisi ekonomi.
Kisah hidup Bahlil Lahadalia menjadi contoh nyata bahwa kesuksesan dapat diraih oleh siapa pun yang memiliki tekad kuat, kerja keras, dan pantang menyerah. Pesan inspiratifnya kepada para santri diharapkan dapat menjadi penggerak bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang dan mencapai potensi terbaik mereka.
Bahlil menekankan pentingnya pendidikan dan kerja keras sebagai kunci utama kesuksesan. Ia juga berharap para santri dapat menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.