Balita Meninggal di Ember Kamar Mandi Koja: Polisi Pastikan Tak Ada Kekerasan
Seorang balita laki-laki ditemukan meninggal di dalam ember berisi air di kamar mandi rumahnya di Koja, Jakarta Utara; polisi memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan.

Sebuah peristiwa tragis menimpa keluarga di Jalan Mundari Ujung, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara. FRA (4), seorang balita laki-laki, ditemukan meninggal dunia di dalam sebuah ember berisi air di kamar mandi rumahnya pada Senin (27/1) siang. Penemuan ini langsung menjadi perhatian pihak kepolisian dan warga sekitar.
Kanit Reskrim Polsek Koja, AKP Alex Chandra, menjelaskan kronologi kejadian. Sekitar pukul 13.00 WIB, kakek korban yang hendak mencuci tangan menemukan FRA di dalam ember berwarna abu-abu. Posisi tubuh balita malang tersebut sangat memprihatinkan; kepalanya berada di bawah, sementara kakinya di atas permukaan air dalam ember tersebut.
Keluarga segera membawa FRA ke RS Mulyasari. Namun, sayang, nyawa balita tersebut tak tertolong. Dokter menyatakan FRA telah meninggal dunia saat tiba di rumah sakit. Kejadian ini langsung dilaporkan ke pihak berwajib.
Petugas kepolisian yang tiba di lokasi kejadian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Rumah tersebut dihuni oleh ibu korban, kakek korban, kakak ibu korban, dan adik ibu korban. Namun, pada saat kejadian, hanya kakek korban dan FRA yang berada di rumah. Ibu, kakak ibu, dan adik ibu korban sedang tidak berada di rumah.
AKP Alex menambahkan keterangan lebih rinci. Saat ditemukan, FRA masih mengenakan kaos dan celana pendek. Ember berisi setengah air dan terdapat sebuah gayung di dekatnya. Hasil pemeriksaan luar terhadap tubuh korban menunjukkan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Polisi telah melakukan penyelidikan lebih lanjut. Meski penyebab pasti kematian masih dalam penyelidikan, ketidakhadiran orangtua dan anggota keluarga lainnya di rumah saat kejadian menjadi fokus investigasi. Kesimpulan awal menunjukkan tidak adanya indikasi tindak kekerasan yang menyebabkan kematian balita malang ini.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap anak-anak, terutama balita, untuk mencegah kejadian serupa terjadi di kemudian hari. Pihak kepolisian menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada dan memperhatikan keselamatan anak-anak di lingkungan sekitar.