Banjir di Sumsel Surut, BPBD Fokus Rehabilitasi dan Imbau Waspada
Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Selatan akibat hujan deras telah surut, namun BPBD Sumsel mengimbau masyarakat tetap waspada karena puncak musim hujan masih berlangsung.

Banjir yang melanda beberapa wilayah di Sumatera Selatan (Sumsel) akibat curah hujan tinggi pada Minggu, 9 Maret 2023, kini telah surut. Hal ini disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel pada Rabu, 12 Maret 2023. Banjir yang terjadi telah mengakibatkan kerugian materiil dan dampak sosial yang signifikan di beberapa daerah, termasuk korban jiwa di Musi Rawas Utara.
Tujuh daerah di Sumsel terdampak banjir, yaitu Kabupaten Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Musi Banyuasin, Banyuasin, Kota Prabumulih, dan Kota Palembang. Penyebab utama banjir adalah intensitas hujan yang sangat tinggi yang menyebabkan beberapa sungai utama meluap dan menggenangi permukiman warga. Sungai Lakitan dan Sungai Musi di Musi Rawas, Sungai Rupit dan Sungai Rawas di Musi Rawas Utara, Sungai Lematang di PALI, Sungai Musi dan Sungai Batanghari di Musi Banyuasin, serta tingginya intensitas hujan di Banyuasin, Prabumulih, dan Palembang menjadi faktor utama bencana ini.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, menyatakan bahwa saat ini genangan air di semua wilayah terdampak telah surut. Namun, dampak dari banjir ini masih terasa, terutama bagi warga yang terdampak secara ekonomi. BPBD Sumsel kini fokus pada upaya rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur yang rusak serta pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak.
Dampak Banjir di Berbagai Wilayah Sumsel
Di Kabupaten Musi Rawas, sebanyak 2.520 kepala keluarga (KK) terdampak banjir yang tersebar di tujuh kecamatan. Luapan Sungai Lakitan dan Sungai Musi menjadi penyebab utama. Sementara itu, di Kabupaten Musi Rawas Utara, lima kecamatan terendam banjir, dengan tiga korban jiwa yang dilaporkan. Sungai Rupit dan Sungai Rawas meluap akibat hujan deras.
Kabupaten PALI juga mengalami dampak signifikan dengan 3.827 KK terdampak banjir di 10 desa akibat meluapnya Sungai Lematang. Di Kabupaten Musi Banyuasin, enam kecamatan terendam banjir karena luapan Sungai Musi dan Sungai Batanghari. Sedangkan di Kabupaten Banyuasin, 1.071 KK terdampak banjir akibat tingginya curah hujan. Di Kota Prabumulih, banjir terjadi di Kelurahan Payupatat, Kecamatan Prabumulih, dan di Kota Palembang, banjir terjadi di Kecamatan Ilir Timur I, yang disebabkan oleh intensitas hujan tinggi dan disinyalir juga karena tidak berfungsinya pompa kolam retensi di Simpang Polda.
"Saat ini banjir di semua daerah itu telah surut," kata Sudirman. BPBD kabupaten dan kota kini tengah mempersiapkan langkah-langkah untuk membantu warga dalam proses pemulihan pascabanjir.
Upaya Pemulihan dan Imbauan Waspada
BPBD Sumsel menyatakan bahwa BPBD kabupaten dan kota akan segera melakukan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur yang rusak akibat banjir. Selain itu, upaya pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak juga menjadi prioritas utama. Berbagai program bantuan dan pelatihan akan diberikan untuk membantu masyarakat kembali bangkit pascabencana.
Meskipun banjir telah surut, BPBD Sumsel mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati. Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan diperkirakan masih terjadi pada bulan ini. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca dan peringatan dini dari BMKG serta mengikuti arahan dari BPBD setempat.
Langkah antisipasi seperti membersihkan saluran drainase, menjaga kebersihan lingkungan, dan mempersiapkan diri menghadapi potensi banjir susulan sangat penting dilakukan. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat dibutuhkan untuk meminimalisir dampak bencana di masa mendatang.