Banjir Jakarta: 10 RT Masih Terendam, Jalan Utama Sudah Surut
Banjir masih merendam 10 RT di Jakarta Barat Jumat pagi setelah hujan ekstrem, namun jalan utama sudah surut; ratusan warga mengungsi.

Banjir di Jakarta masih melanda sejumlah wilayah hingga Jumat pagi, meskipun genangan di jalan-jalan utama sudah surut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan, terdapat 10 Rukun Tetangga (RT) yang masih terendam banjir, terutama di Jakarta Barat.
Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, sebanyak tujuh RT di Kelurahan Cengkareng Barat dan tiga RT di Kelurahan Tegal Alur masih tergenang air. Ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 60 sentimeter. Warga yang terdampak masih berada di pengungsian demi keselamatan.
Meskipun genangan di jalan raya sudah surut, dampak banjir masih terasa bagi warga yang rumahnya terendam. Yohan menjelaskan bahwa hujan ekstrem yang terjadi pada Selasa (28/1) hingga Rabu dini hari menyebabkan saluran air tidak mampu menampung debit air yang tinggi. Sistem drainase yang kewalahan mengakibatkan air meluap dan menggenangi pemukiman.
Jumlah Pengungsi tercatat cukup signifikan. Di Kelurahan Cengkareng Barat, 107 jiwa mengungsi di Masjid An Nur dan Gereja GPPK Palem. Sementara itu, di Kelurahan Tegal Alur, jumlah pengungsi mencapai 692 jiwa yang tersebar di Mushalla Al Madin dan Masjid RW 015. Terdapat juga 500 warga Kelurahan Rorotan yang mengungsi di Depo BCC. Di Kelurahan Semper Barat, tercatat 1.485 jiwa mengungsi di beberapa tempat, mulai dari RPTRA hingga sekolah.
BPBD DKI Jakarta terus memantau perkembangan situasi dan memberikan bantuan kepada warga terdampak. Tim BPBD juga bekerja keras untuk memastikan genangan air segera surut dan membantu warga kembali ke rumah masing-masing. Proses evakuasi dan penyaluran bantuan logistik terus dilakukan guna membantu meringankan beban warga yang terdampak banjir.
Meskipun sebagian besar jalan sudah dapat dilalui, dampak ekonomi dan sosial akibat banjir ini masih perlu diwaspadai. Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya pengelolaan sistem drainase yang lebih efektif dan efisien di Jakarta untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang. Perbaikan infrastruktur dan kesiapsiagaan menghadapi bencana menjadi kunci utama.
Kesimpulannya, meskipun genangan air di jalan-jalan utama sudah surut, banjir di 10 RT di Jakarta Barat masih menjadi perhatian serius. BPBD DKI Jakarta terus berupaya membantu warga terdampak, baik dalam hal evakuasi maupun pemulihan pascabanjir. Kejadian ini menjadi momentum evaluasi sistem penanggulangan banjir di Ibu Kota.