Banjir Kudus: 42 Sekolah Terdampak, Pembelajaran Daring Diterapkan
Curah hujan tinggi di Kudus mengakibatkan 42 sekolah terdampak banjir, sehingga Dinas Pendidikan setempat meminta pembelajaran daring diterapkan hingga kondisi memungkinkan pembelajaran tatap muka.
![Banjir Kudus: 42 Sekolah Terdampak, Pembelajaran Daring Diterapkan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/220100.009-banjir-kudus-42-sekolah-terdampak-pembelajaran-daring-diterapkan-1.jpg)
Banjir yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sejak 23 Januari 2025, telah berdampak pada 42 sekolah. Akibat curah hujan tinggi yang mengakibatkan genangan air di berbagai lokasi, Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus mengambil langkah cepat untuk memastikan kelanjutan proses belajar mengajar. Langkah tersebut berupa imbauan kepada sekolah-sekolah yang terdampak untuk segera beralih ke sistem pembelajaran daring.
Sekolah Terdampak Banjir di Kudus
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Kabupaten Kudus, Anggun Nugroho, menyatakan bahwa 42 sekolah di Kudus terdampak banjir. Sekolah-sekolah tersebut, yang meliputi tingkat TK, SD, SMP, tidak semuanya mengalami kerusakan ruang kelas. Beberapa sekolah hanya mengalami genangan di halaman atau akses jalan yang terhambat. Namun, kondisi tersebut tetap menghalangi proses pembelajaran tatap muka yang efektif dan aman.
Beberapa sekolah yang terdampak banjir antara lain TK Pertiwi Ngembalrejo, SD 4 Loram Kulon, SMP 2 Mejobo, dan SMP 2 Undaan. Kondisi ini menyoroti pentingnya adaptasi terhadap bencana alam dan kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi situasi darurat. Disdikpora Kudus menekankan pentingnya prioritas keselamatan dan kenyamanan siswa dan guru.
Pembelajaran Daring Sebagai Solusi Sementara
Sebagai solusi sementara, Disdikpora Kudus merekomendasikan pembelajaran daring atau pemberian tugas kepada siswa selama sekolah belum dapat digunakan untuk pembelajaran tatap muka. Model pembelajaran ini akan diterapkan hingga kondisi sekolah pulih dan aman untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini menunjukkan kesigapan Disdikpora dalam merespon situasi darurat dan memastikan proses pendidikan tetap berjalan.
Pembelajaran daring dipilih karena dianggap sebagai solusi yang paling efektif dan aman dalam situasi ini. Dengan pembelajaran daring, siswa tetap dapat mengikuti pelajaran dari rumah tanpa harus menghadapi risiko bahaya yang mungkin terjadi di sekolah yang terdampak banjir. Selain itu, pemberian tugas juga menjadi alternatif untuk memastikan siswa tetap belajar selama masa pemulihan sekolah.
Kondisi Sekolah yang Terdampak
Choirul Nisa, Wali Kelas II SD 4 Loram Kulon, memberikan gambaran kondisi sekolahnya. Meskipun ruang kelas II aman dari banjir, ruang kelas I justru mengalami rembesan air dari lantai. Ruang perpustakaan dan ruang guru yang merupakan bangunan lama dan posisinya lebih rendah, tergenang banjir. Sementara itu, ruang kelas lainnya yang telah ditinggikan, relatif aman dari genangan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun tidak semua ruang kelas terdampak, namun dampak banjir tetap mengganggu kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran daring menjadi solusi yang tepat untuk memastikan proses pendidikan tetap berjalan dengan aman dan lancar. Pembersihan ruang kelas dan fasilitas sekolah yang terdampak juga menjadi prioritas sebelum kegiatan belajar mengajar dapat kembali normal.
Langkah-langkah Pemulihan
Untuk mempersiapkan kembali ruang kelas yang terdampak, SD 4 Loram Kulon berencana melibatkan siswa dan guru dalam proses pembersihan. Hal ini menunjukkan kolaborasi yang baik antara pihak sekolah, siswa, dan guru dalam menghadapi dampak banjir. Kerja sama ini penting untuk mempercepat proses pemulihan dan memastikan sekolah siap digunakan kembali untuk pembelajaran tatap muka.
Langkah-langkah pemulihan ini diharapkan dapat dilakukan dengan cepat agar siswa dapat kembali belajar di sekolah dengan nyaman dan aman. Disdikpora Kudus akan terus memantau perkembangan situasi dan memberikan dukungan yang diperlukan kepada sekolah-sekolah yang terdampak banjir. Prioritas utama adalah memastikan keselamatan dan kenyamanan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
Kesimpulan
Banjir di Kudus telah memberikan dampak signifikan pada sektor pendidikan. Langkah cepat Disdikpora Kudus dalam menerapkan pembelajaran daring menunjukkan kesiapsiagaan dan komitmen dalam memastikan kelanjutan proses belajar mengajar. Kerja sama antara Disdikpora, sekolah, guru, dan siswa sangat penting dalam menghadapi dampak bencana alam dan memastikan proses pemulihan berjalan dengan lancar. Semoga situasi segera pulih dan pembelajaran tatap muka dapat kembali dilaksanakan dengan aman dan nyaman.