BI Bali Dorong Inovasi UMKM Ramah Lingkungan, Sasar Pasar Nasional dan Internasional
Bank Indonesia (BI) Bali memberikan pendampingan intensif kepada lima UMKM lokal yang memproduksi produk ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing dan memasuki pasar nasional serta internasional.

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali gencar mendorong inovasi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memproduksi produk ramah lingkungan. Langkah ini diambil karena meningkatnya tren dan permintaan konsumen terhadap produk-produk yang berkelanjutan. Pendampingan intensif diberikan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk UMKM Bali, baik di pasar domestik maupun internasional.
Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja, menyatakan bahwa pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk UMKM dan daya saingnya. "Melalui pendampingan ini kami harap kualitas produk UMKM meningkat dan punya daya saing baik level nasional dan internasional," ujar Erwin di Denpasar, Kamis (20/3).
Penguatan yang diberikan meliputi pendampingan langsung, masukan teknis, dan peluang untuk mempromosikan produk unggulan dalam berbagai kegiatan, termasuk pameran Bali Jagadhita. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan visibilitas produk UMKM ramah lingkungan dan menjangkau konsumen yang peduli terhadap isu lingkungan.
UMKM Hijau Penerima Pendampingan
Lima UMKM yang terpilih untuk mendapatkan pendampingan intensif ini merupakan para pemenang lomba inovasi hijau tahun 2024 dan telah lolos proses kurasi yang ketat. Kelima UMKM tersebut memiliki keunikan dan inovasi masing-masing dalam memproduksi produk ramah lingkungan.
Haluan Bali, misalnya, fokus pada daur ulang produk lama yang berusia lebih dari dua tahun dan masih layak diproduksi kembali. Inovasi ini menunjukkan komitmen terhadap pengurangan limbah dan pemanfaatan sumber daya secara optimal.
UMKM Ishana melibatkan komunitas perempuan penyandang disabilitas dalam proses produksi, menciptakan peluang ekonomi inklusif dan memberdayakan kelompok rentan. Suka Pandawa, di sisi lain, berinovasi dengan mengolah limbah plastik kresek menjadi produk kriya yang bernilai estetis dan ekonomis.
Neira Pocket menggunakan teknik pewarnaan alami yang ramah lingkungan, mengurangi dampak negatif pewarna sintetis terhadap lingkungan. Sementara itu, Rotenbi menghasilkan produk kriya anyaman dengan prinsip nol sampah, menunjukkan komitmen penuh terhadap keberlanjutan.
Pendampingan oleh Pakar Nasional
Dalam memberikan pendampingan, BI Bali melibatkan kurator nasional di bidang fesyen dan kriya, Wignyo Rahadi. Wignyo memberikan masukan berharga terkait pengembangan produk agar memiliki daya jual yang berkelanjutan dan mampu bersaing di pasar yang kompetitif.
Wignyo menekankan pentingnya penerapan praktik hijau di setiap tahapan produksi, mulai dari pengadaan bahan baku hingga proses akhir. "UMKM hijau yang berkelanjutan merupakan UMKM yang sudah menerapkan praktik hijau pada setiap alur produksi dari awal hingga akhir. Kemudian tidak terdapat bahan sisa dalam pembuatan produk, serta penggunaan energi alternatif dalam proses produksi," jelasnya.
Pendampingan ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan UMKM hijau di Bali dan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan. Dengan meningkatkan kualitas produk dan daya saing, UMKM-UMKM ini diharapkan mampu menembus pasar yang lebih luas, baik di dalam maupun luar negeri.
Keberhasilan program ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan UMKM yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. BI Bali berkomitmen untuk terus mendukung dan memberdayakan UMKM lokal agar dapat berkontribusi pada perekonomian daerah dan nasional.